REPUBLIKA.CO.ID, Kampung Lebak Haur terletak di desa Rabak, kecamatan Rumpin, sekitar 10 KM sebelah barat dari Parung, Bogor. Kampung ini berada di daerah perbukitan yang dikelilingi oleh hutan bambu dan hutan karet dengan kondisi jalan yang belum beraspal.
Sekalipun di kampung Lebak Haur ini terdapat 4 sumber mata air namun warga yang berjumlah sekitar 90 kk kesulitan mendapatkan air bersih. Mata air yang besar debitnya berada di puncak bukit yang berjarak sekitar 700 meter, lainnya berjarak antara 100 m sampai 300 m dari kampung. Pada saat musim kemarau, 2 mata air kering, kecuali mata air besar yang berada di puncak bukit dan mata air yang berada dekat empang.
Minimnya pengetahuan tentang sistem distribusi air dan kemiskinan warga kampung, menyebabkan air tidak terdistribusi dengan baik ke seluruh warga. Warga berebut mengalirkan air dari sumber mata air dengan menggunakan selang plastik, cara ini sering menimbulkan masalah seputar air dan masalah sosial lainnya.
Sebagian warga bisa menikmati air sementara sebagian lain airnya mengalir dengan debit sangat kecil. Apalagi di musim kemarau warga harus berebut air bahkan seringkali dengan merusak atau melepas selang air miliki orang lain. Hal inilah yang menyebabkan konflik sosial di tengah masyarakat.
“Masyarakat sembarangan ngambil air, yang tadinya kebagian menjadi tidak kebagian. Di situlah terjadi emosi masyarakat. Hampir bermain golok, hampir berantem di situ,” ungkap Kyai Ma’ruf, Pimpinan Ponpes Ittimadul Huda, Lebak Haur, beberapa hari lalu.
Solusi Distribusi Air
Untuk mengatasi masalah distribusi air di Kampung Lebak Haur ini, akan diterapkan sistem distribusi dengan menggunakan beberapa bak pembagi dan pipanisasi sistem terbuka.
Tujuannya adalah untuk menghilangkan perbedaan tekanan air karena perbedaan head (ketinggian) air dari bak pembagi satu dengan bak lainnya.
Pangkal pipa yang mengalirkan air dari bak dibuat terbuka sehingga udara dapat masuk ke dalam pipa, cara ini akan menjaga tekanan air dalam pipa tetap sama antara satu pipa dengan pipa lainnya, sehingga setiap pipa akan mengalirkan debit air yang relatif sama.
Selama ini masyarakat Lebak Haur tidak menerapkan sistem ini, sehingga warga yang berada di tempat paling rendah (headnya lebih tinggi) akan lebih mudah mendapatkan air dibandingkan dengan warga yang berada pada posisi yang lebih tinggi (headnya rendah), sehingga sebagian warga mendapatkan air sementara yang lainnya tidak.
Badan Wakaf Alquran merencanakan membangun sarana air bersih di kampung Lebak Haur ini yang dananya dihimpun melalui wakaf kaum muslimin. Andapun dapat membantu mereka dengan berwakaf melalui situs wakafquran.org.
http://www.wakafquran.org/project/detail/konflik_air_di_kampung_lebak_haur