Senin 16 Jul 2012 17:24 WIB

Kedai Kopi Jadi Tren di Iran, Polisi Lakukan Penertiban

Rep: Gita Amanda/ Red: Dewi Mardiani
Kedai kopi. Ilustrasi.
Foto: Telegraph
Kedai kopi. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Polisi Iran menutup puluhan restoran dan kedai kopi selama akhir pekan lalu. Pemerintah konservatif Iran menganggap kedai kopi tak sesuai dengan nafas Islami dan tak bermoral.

Menurut Kantor Berita Mahasiswa Iran (ISNA), petugas kepolisian dan anggota 'polisi moral' Iran akhir pekan lalu menggerebek 87 kafe dan restoran di sebuah distrik di Teheran. Beberapa wanita di kedai kopi tersebut juga ada yang ditangkap, karena berpakaian tidak Islami.

Salah seorang pejabat polisi Teheran Alireza Mehrabi mengatakan, tempat-tempat tersebut ditutup karena tak mengikuti nilai-nilai Islam. " Tempat tersebut kurang perizinan dan menyediakan hookah (alat untuk merokok semacam sisha) untuk wanita," ujar Mehrabi, seperti dilansir Reuters.

Mehrabi menambahkan, penggerebekkan dilakukan sebagai bagian dari operasi untuk membersihkan lingkungan. Rencananya operasi akan dilakukan ke bagian lain dari Teheran.

Budaya kedai kopi telah berkembang di Iran dalam beberapa tahun terakhir. Tempat tersebut menawarkan internet nirkabel, makanan ringan, minuman panas, dan tempat berkumpul bagi pemuda Iran. Sebelumnya, di Iran tak ada bar atau restoran maupun kafe yang berkaitan dengan Barat.

Tapi tren kedai kopi tersebut mendapat kritikan keras oleh konservatif Iran. Mereka menganggap hadirnya kedai kopi sebagai penerapan budaya Barat dan tak sesuai dengan nilai-nilai Islam. Termasuk di dalamnya pencampuran tempat untuk perempuan dan laki-laki di luar pernikahan.

Pada 2007 lalu, polisi Teheran telah menutup 24 kafe internet dan kedai kopi selama beberapa jam, serta menahan 23 orang dari tempat-tempat tersebut saat operasi dilakukan.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement