Jumat 13 Jul 2012 21:42 WIB

Tuntunan Islam: Kiat Menyambut Ramadhan (1)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Tak lama lagi, bulan yang penuh berkah—insya Allah—kembali menyapa segenap Muslim.

Jelang Ramadhan, konon Rasulullah SAW kerap melakukan hal-hal spesial sebagai bentuk pemuliaan bulan tersebut. Sekalipun, Nabi adalah sosok yang taat sepanjang masa. Tak terbatas pada Ramadhan belaka.

Penghormatan Ramadhan itu sendiri, dilakukan untuk mewujudkan rasa syukur atas karunia yang telah diberikan oleh Allah. “Katakanlah, ‘Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Karunia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan’.” (QS. Yunus: 58).

Kehadiran Ramadhan, dalam siklus tahunan seorang hamba, membantu mempercepat proses penghapusan dosa dan mempertajam spiritualitas mereka. Lantas apa sajakah perkara-perkara yang sering dilakukan oleh Rasulullah menyambut bulan suci itu?

Syekh Faishal bin Ali Al Bu’dani, dalam bukunya yang berjudul Hakadza Kana An Nabiyy fi Ramadhan, menjelaskan beberapa aktivitas yang dijalankan menjelang kedatangan Ramadhan.

Di antara rutinitas yang paling mencolok, antara lain, yang pertama ialah memperbanyak puasa selama Sya’ban. Hal ini, sebagaimana disebutkan dalam hadis riwayat Bukhari Muslim dari Aisyah RA. Rasulullah paling tampak berpuasa sunah di Sya’ban.

Ada banyak prediksi maksud di balik pelaksanaan puasa pada bulan tersebut. Puasa itu dilakukan sebagai persiapan dan pemanasan menghadapi Ramadhan. Opsi lain menyebutkan bahwa Rasulullah melakukannya untuk menemani istrinya yang mengganti puasa Ramadhan di Sya’ban.

Tetapi, menurut Ibnu Hajar, analisis paling kuat merujuk pada hadis Usamah bin Zaid, yakni puasa Sya’ban termasuk anjuran Rasulullah. Pasalnya, amalan itu sering terlupakan.

Kegiatan yang sering dilakukan lainnya ialah memberikan kabar gembira dan memotivasi sesama. Ini bisa dilakukan dengan berbagi informasi perihal keutamaan Ramadhan. Rasulullah juga sering menerapkannya kepada para sahabat.

Misalnya saja dalam hadis riwayat Nasa’i. “Telah datang kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah mewajibkan atas kalian berpuasa. Pintu langit dibuka, dan pintu neraka ditutup.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement