Senin 02 Jul 2012 22:05 WIB

Mujahidah: Khaulah binti Azur, Pejuang Pemberani (1)

Rep: Susie Evidia/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Di bawah naungan Islam, harkat perempuan dihormati dan ditinggikan. Perempuan diberi keleluasaan berkiprah tanpa melupakan kodratnya.

Hal ini mendorong bermunculannya tokoh-tokoh Muslimah yang andil menegakkan Islam. Mereka berilmu, berakhlak mulia, taat beribadah, fasih membaca Alquran, bahkan turun ke medan perang membantu perjuangan kaum Muslimin.

Di medan perang, para mujahidah sebagai tim kesehatan yang bertugas mengobati para pejuang yang terluka. Ada juga yang bekerja di dapur menyediakan makanan, memberi minum para pejuang.

Dan, ternyata peran pejuang Muslimah ini tidak hanya di balik layar. Beberapa mujahidah angkat senjata dan berani melawan para musuh.

Seperti perang yang dipimpin Khalid bin Walid melawan pasukan Romawi. Tiba-tiba muncul seorang pejuang menunggang kuda ke tengah peperangan. Sosoknya sulit dikenali karena mengenakan pakaian jubah tertutup berwarna gelap.

Dan yang terlihat hanya garis mata nya yang tajam. Dari atas kuda, sosok pejuang itu dengan tangkas menyabetkan pedangnya ke arah musuh. Sekali sabetan tiga tentara Romawi tewas di tangannya.

Kehadiran pejuang misterius ini membangkitkan semangat tentara Islam yang nyaris dipukul mundur Romawi. Satu per satu musuh berhasil ditaklukkan Khaulah binti Azur, si sosok misterius yang mengenakan cadar.

Di saat yang sama, pasukan Muslim penasaran, siapakah sosok di balik cadar tersebut? Khalid bin Walid yang memimpin tentara Islam pun tidak mengenalinya.

Untuk menjawab rasa penasarannya, di tengah medan perang, kuda Khalid diikuti pejuang yang lain diarahkan mendekati posisi Khaulah. “Demi Allah yang telah melindungi seorang pejuang yang berani membela agama-Nya dan menentang kaum musyrik. Tolong buka wajahmu!” teriak Khalid.

Khaulah belum mau menjawab pertanyaan pimpinan perang karena masih banyak musuh yang harus dihadapinya. Khalid mengejar, lalu mengulangi pertanyaannya.

Khaulah pun menjawab, “Aku Khaulah binti Azur. Aku melihat kakakku, Dhirara, tertangkap. Aku datang untuk menolongnya, membebaskan kakakku yang berperang di jalan Allah.”

Para pejuang Islam terkejut mengetahui pejuang misterius itu ternyata seorang perempuan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement