REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Keliru bila berasumsi bahwa komunitas Muslim sulit berintegrasi ke dalam masyarakat Inggris. Sebaliknya, komunitas Muslim justru merasa sangat "Inggris" ketimbang etnis kulit putih.
Demikian kesimpulan hasil riset bertajuk "Memahami Masyarakat" yang rilis Institut Riset Sosial Ekonomi, Universitas Essex.
Hasil riset itu menyebutkan komunitas muslim, terutama dari kalangan imigran Pakistan (rata-rata 7.76), cenderung memiliki keterikatan yang kuat terhadap Inggris ketimbang negara asal mereka.
Sementara, kalangan kulit putih (rata-rata 6.68) cenderung tidak merasa seperti orang Inggris. Selain Muslim Pakistan, imigran asal Bangladesh dan India menempati urutan kedua dan ketiga kelompok etnis yang merasa sangat "Inggris".
"Jadi, klaim yang mengatakan komunitas muslim tidak mampu berintergrasi ke dalam masyarakat Inggris merupakan hal berlebihan," demikian bunyi hasil riset itu seperti dikutip dailymail.co.uk, Ahad (1/7).
Peneliti Alita Nandi mengatakan sulit untuk berasumsi bahwa komunitas Muslim merasa sangat "Inggris" sementara orang lain berasumsi sebaliknya.
"Banyak orang memiliki identitas ganda. Tapi menarik untuk ditelaah bahwa terjadi peningkatan pengakuan identitas sebagai orang Inggris. Disisi lain, mayoritas populasi kulit putih lebih memilih mempertahankan identitas mereka sebagai orang non-Inggris seperti Skotlandia atau Wales," kata dia.
Riset ini melibatkan 40 ribu kepala keluarga Inggris. Oleh peneliti, mereka diberikan sejumlah pertanyaan dengan skala penilaian 1-10