Kamis 28 Jun 2012 10:59 WIB

Tuntunan Islam: Bagaimana Berinvestasi yang Baik? (2-habis)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Investasi (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Investasi (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Berikutnya, bagi investor hendaknya mempertimbangkan sejauhmana potensi investasinya itu mampu mendongkrak kesejahteraan banyak orang.

Dengan demikian, bisnis yang dijalankan melalui investasinya itu dapat membantu menekan angka kemiskinan. Dan mendorong terjadinya pemerataan kekayaan.

Prinsip ini sejalan dengan semangat saling menjamin antarsesama Muslim (takaful al-ajtima’). Allah SWT berfirman, “Supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.” (QS. Al-Hasyr: 7).

Karenanya, langkah selanjutnya yang tak kalah penting ialah mempertimbangkan apakah bisnis yang dijalankan kelak selain mendatangkan keuntungan, juga akan memberikan manfaat nyata bagi kelangsungan hidup manusia. Bukan hanya bisnis-bisnis yang tidak jelas.

Hasan juga menekankan pentingnya kemampuan produksi dan manajemen pengelolaan bisnis yang menjadi objek investasi. Baik dari segi pendanaan ataupun manajerial mulai dari administrasi sehari-hari, biaya operasional, hingga teknis pemasaran dan penjualan produk. Selain itu, ia menekankan agar investasi bisa mencapai target dan tujuan kehadiran ekonomi syariah.

Risiko sebuah investasi juga diingatkan oleh Hasan. Dalam berinvestasi perlu menerapkan strategi jitu untuk meminimalisasi risiko kegagalan. Kematangan rencana sangat diperlukan. Hal ini sesuai dengan prinsip dalam syariat yang mengajarkan tidak ada prinsip bahaya dan membahayakan (la dharar wala dhirar).

Untuk mendukung perencanaan itu, ia menyarankan pula agar dilangsungkan studi dan kajian mendalam. Termasuk mengkaji sejauhmana investasi yang dijalankan dapat berkonstribusi membangun tatanan masyarakat Muslim yang beretika.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement