REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Umat Islam dinilai masih sering malas dalam menjalankan ibadah shalat. Padahal, menurut KH Haris Shadaqah, saat pertama kali perintah Shalat dikabarkan kepada Rasulullah, jumlah rakaat telah dikurangi dari 50 menjadi lima waktu saja.
"Perjalanan Nabi Muhammad SAW ke Sidrotul Muntaha menghasilkan dikuranginya pelaksanaan ibadah shalat yang semula dijalankan 50 kali sehari yaitu pada masa Nabi Musa AS, kini hanya 5 kali dalam sehari. Walaupun begitu umat Islam masih sering malas dalam menjalankan ibadah shalat," ujarnya dalam acara Halaqah Ulama dan Cendekia di Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Sabtu (23/6).
Kiai Haris menjelaskan, selama ini shalat yang dijalankan sebagian umat Islam masih dalam tataran wujudu Shalat, yaitu shalat dalam bentuk fisik semata. Menurut dia, shalat seperti itu hanya nampak wujud luarnya saja, yakni berupa gerakan yang bersifat formalitas. ''Hanya sebagai penggugur kewajiban.''
"Penguatan pelaksanaan shalat yang dapat berdampak pada terwujudnya shalat yang mencegah dari kekejian dan kemunkaran adalah dalam tataran iqomatis shalat yaitu pelaksanaan shalat yang menyeluruh, menggunakan aspek spiritual dalam pelaksanaannya. Jika kekuatan spiritual kita kuat, maka akan baiklah sholatnya. Karena dengan kecerdasan spiritual kita dapat mencerna dan memahami makna shalat dengan benar,'' tutur Kiai Pengasuh Ponpes Al Itqon Bugen Bangetayu, Semarang tersebut.