Senin 18 Jun 2012 22:48 WIB

Syattariyah, Tarekat dari Negeri Hindustan (1)

Rep: Nidia Zuraya / Red: Chairul Akhmad
Jamaah Tarekat Syattariyah di Sumatera Barat.
Foto: Antara
Jamaah Tarekat Syattariyah di Sumatera Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, Di Indonesia, terdapat banyak sekali aliran tasawuf yang dikembangkan melalui tarekat. Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), melalui Jam'iyyah Ahlith Thariqah Mu'tabarah An-Nahdliyyah, mengakui bahwa ada 42 tarekat yang populer di Indonesia. Salah satunya adalah Tarekat Syattariyah.

Tarekat Syattariyah pertama kali muncul di Hindustan (India) pada abad ke-15. Seperti tarekat lainnya, nama tarekat ini juga dinisbatkan pada tokoh yang menjadi pembawa atau pelopornya, yakni Syekh Abdullah Asy-Syattar.

Tarekat ini pernah menduduki posisi penting di dunia Islam karena pengaruhnya yang besar dan mendapatkan sambutan luas dari masyarakat Muslim, termasuk di Indonesia.

John L Esposito, dalam Ensiklopedia Dunia Islam Modern, menyatakan, meski di banyak negara Muslim ajaran yang dibawa oleh Abdullah Asy-Syattar dikenal dengan nama Tarekat Syattariyah; di beberapa tempat, seperti Iran dan kawasan Transoksania (Asia Tengah), ia lebih dikenal dengan nama lain.

Di kedua wilayah ini, ajaran Abdullah Asy-Syattar lebih dikenal dengan nama Isqiyah karena Abu Yazid Al-Isqi dianggap sebagai tokoh utamanya. Sedangkan, di wilayah Turki Utsmani (Kerajaan Ottoman), tarekat ini disebut Bistamiyah.

Dalam perkembangannya, Tarekat Syattariyah tidak menganggap dirinya sebagai cabang dari kelompok sufi mana pun. Tarekat ini dianggap sebagai suatu tarekat yang berdiri sendiri dan memiliki karakteristik dalam hal keyakinan dan praktik.

Sementara itu, mengenai sang tokoh, yakni Abdullah Asy-Syattar, hanya sedikit riwayat yang bisa diketahui. Dalam Ensklopedi Islam, disebutkan bahwa Abdullah Asy-Syattar ini kemungkinan besar dilahirkan di salah satu tempat di sekitar Bukhara (Samarkand). Di sinilah, dia diresmikan menjadi anggota Tarekat Isqiyah oleh gurunya, Muhammad Arif.

Namun, pada abad ke-15, popularitas Tarekat Isqiyah memudar karena perkembangan Tarekat Naqsyabandiyah yang sangat pesat di kawasan Asia Tengah. Karena itu, Abdullah Asy-Syattar memutuskan pindah ke India. Semula, ia tinggal di Jawnpur. Kemudian, pindah ke Mondu, sebuah kota Muslim di daerah Malwa (Multan). Keputusan yang diambilnya ternyata tepat karena di sinilah akhirnya dia memperoleh popularitas dan berhasil mengembangkan Tarekat Syattariyah.

Tidak diketahui, apakah perubahan nama dari Tarekat Isqiyah yang dianutnya semula ke Tarekat Syattariyah atas inisiatifnya sendiri yang ingin mendirikan tarekat baru sejak awal kedatangannya di India atau atas inisiatif murid-muridnya. Ia tinggal di India sampai akhir hayatnya pada tahun 1428 M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement