REPUBLIKA.CO.ID, • Al-Abbas
Ia mengaku dirinya sebagai Al-Mahdi Al-Muntazhar di Rif, Afrika pada 690-700 H. Al-Abbas memimpin pemberontakan melawan penguasa di zamannya, namun gagal. Ia bahkan meninggal dunia akibat terbunuh.
• Muhammad
Ia mengaku sebagai al-Mahdi al-Muntazhar pada awal abad ke-12 Hijriah. Para ulama Kurdistan melalui sebuah sidang bersepakat untuk menyatakan sosok yang mengaku Imam Mahdi itu telah kafir.
• Muhammad bin Abdullah
Mengaku sebagai Al-Mahdi al-Muntazar, di daerah pegunungan Aqar. Akibatnya, ia dan ayahnya dibuang ke Istanbul Turki dan tak diizinkan lagi untuk kembali ke tanah kelahirannya.
• Muhammad Jampuri
Ia memproklamirkan diri sebagai al-Mahdi al-Muntazhar, di India. Para pengikutnya menamakan diri Al-Qattaliyah. Mereka memusuhi dan membunuh siapa saja yang merintangi perjuangannya.
• Mahdi Damanhuriyah
Ia dikenal pula sebagai Mahdi Tripoli. Ia mengaku sebagai al-Mahdi al-Muntazar, kira-kira tahun 1828. Ia memimpin pasukan melawan kolonial Prancis di Mesir.
• Muhammad Ahmd bin Andullah al-Mahdi
Lahir pada 12 Agustus 1844, di Provinsi Dongola, Sudan. Keluarganya mengaku memiliki garis keturunan langsung dari Rasulullah SAW. pada 1881, ia menyatakan diri sebagai al-Mahdi al-Muntazhar, pada usia 30 tahun. Ia bersama pengikutnya memberontak terhadap penguasa Mesir yang menjadi boneka Inggris.
• Sekarmaji Maridjan Katrosuwiryo
Terlahir di Cepu, Jawa Timur pada 4 Februari 1905, kartosuwirya dikenal sebagai pendiri Negara Islam Indonesia (NII), yang diproklamirkan pada 7 Agustus 1949. Ia mengaku sebagai Ratu Adil (Imam Mahdi), seperti yang diramalkan oleh pujangga terkenal, Jayabaya. Ia juga mengaku seorang keturunan Raden Fatah, penyebar Islam dari Demak.
Sumber: Imam mahdi dalam Alquran dan Injil karya Hajaruddin KMA.