Selasa 12 Jun 2012 21:15 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Tsabit bin Qais, Juru Bicara Rasulullah (3)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Wordpress.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Ketika turun ayat, “Sesungguhnya Allah tidak suka pada setiap orang yang congkak dan sombong.” (QS. Luqman: 18).

Tsabit menutup pintu dan menangis. Lama sekali ia tidak beranjak dari posisinya, sehingga berita perihalnya sampai pula kepada Rasulullah. Beliau segera mengutus sahabat untuk memanggilnya.

Di hadapan Rasulullah Tsabit berkata, “Ya Rasulullah, aku senang kepada pakaian yang indah, dan kasur yang bagus, dan sungguh aku takut dengan ini akan menjadi orang yang congkak dan sombong.”

Sambil tertawa senang, Rasulullah berkata, “Engkau tidaklah termasuk dalam golongan mereka itu, bahkan engkau hidup dengan kebaikan, dan mati dengan kebaikan, dan engkau akan masuk surga.”

Mendengar jawaban Rasul tersebut hati Tsabit menjadi tenang kembali. Namun pada saat turun wahyu yang lain lagi, Tsabit kembali menutup daun pintu rumahnya rapat-rapat.

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian angkat suara melebihi suara Nabi dan janganlah kalian berkata kepada Nabi dengan suara keras sebagaimana kerasnya suara sebagian kalian terhadap sebagian yang lain, karena dengan demikian amalan kalian akan gugur, sedang kalian tidak menyadarinya.” (QS. Al-Hujarat: 2).

Tsabit sangat menyadari kalau selama ini ialah orang yang bersuara paling keras di antara yang lain di hadapan Rasulullah. Ia khawatir jangan-jangan apa yang telah dilakukannya akan menghanguskan amal ibadahnya.

Pada saat Rasulullah mencari Tsabit yang sudah lama tak kunjung muncul, didapati informasi kalau dia kembali sedang mengurung diri di rumahnya. Kemudian Rasululullah mengutus seseorang untuk memanggilnya.

Pada saat beliau SAW menanyai mengapa dirinya tidak pernah muncul, Tsabit dengan penuh rasa khawatir menjawab, “Sesungguhnya aku ini seorang manusia yang keras suara. Dan sesungguhnya aku pernah meninggikan suaraku dari suaramu wahai Rasulullah. Karena itu tentulah amalanku menjadi gugur dan aku termasuk calon penghuni neraka.”

Rasulullah menjawab, “Engkau tidaklah termasuk salah seorang di antara mereka bahkan engkau hidup terpuji, dan nanti akan berperang sampai syahid, hingga Allah akan memasukkanmu ke dalam surga.”

sumber : 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement