Selasa 12 Jun 2012 16:24 WIB

Muslim Rohingya di Myanmar Kian Terancam

Rep: Adi Wicaksono/ Red: Karta Raharja Ucu
Muslim Myanmar di Pengungsian
Foto: gazzete.com
Muslim Myanmar di Pengungsian

REPUBLIKA.CO.ID, RAKHINE -- Desingan peluru dan suara rumah-rumah terbakar masih terdengar kala aparat keamanan Myanmar mencoba meredam kekerasan etnis dan religius di negara bagian Rakhine, Selasa (12/6). Ribuan suku Muslim Rohingyas terpaksa meninggalkan kampung halamannya untuk mencari tempat yang aman di negara-negara tetangga.

Konflik antara etnis Budha Rakhine dan Muslim Rohingya sedikitnya menewaskan puluhan warga sipil, sejak pecah pada akhir pekan lalu. Ratusan rumah terbakar sehingga menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggal.

Kantor berita AP melaporkan, hingga saat ini keadaan di sekitar wilayah Rakhine masih mencekam. Polisi dan militer berkali-kali menembakkan peluru ke udara untuk membubarkan gerombolan-gerombolan warga yang mencoba membakar rumah-rumah dan fasilitas umum.

“Tensi masih sangat tinggi dan berbahaya,” kata seorang warga etnis Rakhine Tha Zan Hla seperti dilansir kantor berita AP.

Sementara itu, di ibu kota Rakhine, Sittwe, perkantoran, sekolah, dan bank masih belum beroperasi. Toko-toko dan pasar swalayan juga belum berani melayani pembeli.

Presiden Myanmar, Thein Sein, menyatakan, darurat nasional menanggapi konflik bernuansa religius ini. Ia menilai konflik ini dapat mengancam demokrasi yang baru saja dibangun di Myanmar setelah hampir setengah abad dikuasai junta militer.

Sementara itu, penjaga perbatasan Bangladesh mengembalikan tiga perahu berisi ratusan Rohingya yang mencoba mengungsi ke negara mayoritas Muslim itu. “Tiga perahu itu mengangkut 103 orang termasuk 81 wanita dan anak-anak,” kata otoritas perbatasan Bangladesh, Mayor Shafiqur Rahman.

Ia mengatakan, pihaknya akan mengintensifkan penjagaan di sepanjang 200 kilometer perbatasan antara Bangladesh dan Myanmar. Ratusan tentara diterjunkan untuk berpatroli selama konflik di Myanmar masih memanas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement