Jumat 08 Jun 2012 18:56 WIB

Andre Willey: Temukan Islam di Bilik Penjara (Bag 2)

Andre Willey
Foto: mercurynews.com
Andre Willey

REPUBLIKA.CO.ID, Transformasi

Perubahan drastis Andre, dimulai setelah bertengkar dengan sesama penghuni penjara pada tahun 1993. Saat itulah, ia ditempatkan dalam sebuah sel khusus, dengan tingkat pengamanan yang lebih ketat. Ia sendirian di sana. Di sel itulah, ia menemukan sebuah buku tentang Islam.

"Aku berkenalan dengan Islam di sel itu," kenang dia.

Dalam buku itu, Andre menemukan ilmu Ihsan yang berarti kebajikan, niat atau melakukan hal yang baik. "Ini tentang bagaimana anda mengenal hati anda yang sakit oleh virus iri hati, arogansi, dan kebencian. Ilmu ihsan menuntun saya untuk membersihkan diri dari viru-virus tersebut," katanya.

Andre pun mulai berkomitmen untuk melakukan perubahan besar. Sebuah komitmen yang terucap saat bibir dan hatinya mengucapkan dua kalimat syahadat. Tak perlu lama bagi Andre untuk menjaga komitmen yang ia buat. Ia shalat lima kali sehari, puasa ketika hari libur tertentu dan tradisi lain dalam Islam.

Saat ia mulai mempelajari Islam, ia dengarkan ceramah yang direkan dari Syekh Hamza Yusuf, pendiri Zaytuna Institue, perguruan tinggi agama Islam di Berkeley. Ia pun menulis surat kepada Syekh tentang apa yang dialaminya, namun tidak mendapat respon. Bertahun-tahun kemudian, ia menulis surat tentang bagaimana aturan fikih, kode moral dan etika beribadah dalam kehidupan penjara.

"Itu menarik perhatiannya," kata Andre. "Saat itulah, mereka mulai mengirimkan saya buklet kecil."

Tak hanya dari Syekh, pendidikan Islam juga diperoleh Andre dalam komunikasi bersama  Nsour lewat surat dan telepon. "Saya melihat dia sangat, sangat termotivasi," kata Nsour.

"Apa pun teks-teks saya dikirim kepadanya, ia akan mengajukan pertanyaan spesifik. Saya pun berkewajiban untuk menjelaskannya," kenang Nsour.

Serasa memiliki pemahaman yang baik tentang Islam, giliran Andre menyebarkannya kepada sesama tahanan. "Setiap orang mungkin tidak percaya bahwa ada niatan tulus dari para tahanan untuk berubah. Mereka melihat harapan. Dan saya mencoba menghidupan harapan itu," kata Andre.

Bebas setelah dua dasawarsa mendekam di penjara, membuat Andre begitu bahagia. Kebahagian itu seolah menjadi magnet bagi para tahanan yang berada di dekatnya. Mereka yang mengenal Andre, merasakan kenyamanan yang begitu langka dalam kehidupan dalam penjara.

"Pertobatan adalah pemimpin perubahan," kata Andre. "Saya harus bertobat dan istighfar. Setiap orang yang pernah saya sakiti dan khianati, saya kunjungi, dan saya meminta maaf kepada mereka," kata dia.

Andre sendiri telah meminta maaf kepada keluarga korban, dan mengatakan ia tidak menyalahkan siapa pun kecuali dirinya sendiri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement