REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Krisis ekonomi Eropa berdampak pada tingkat kepemilikan asing pada surat utang negara (SUN). Kepemilikan asing di SUN berkurang hingga 28,9 persen pada Mei 2012 dari awal tahun sebesar 31,8 persen.
Berdasarkan data di Kementrian Keuangan (Kemenkeu), kepemilikan asing di SUN pada Februari mencapai Rp 236,4 triliun (31,80 persen). Porsi kepemilikan itu terus menurun pada Maret sebesar Rp 224,1 triliun (29,76 persen) dan Mei Rp 225,7 triliun (28,9 persen).
Direktur Surat Berharga Negara Ditjen Pengelolaan Utang Kemenkeu, Loto Srinaita Ginting, mengatakan berkurangnya kepemilikan asing dalam SUN menambah kepemilikan investor lokal. “Dari pengalaman 2008, asing keluar kemudian investor domestik beli. Sekarang ini, investor domestik sudah berani masuk ketika yield bergerak naik, “ ungkapnya di Jakarta, Rabu (6/6).n.
Kenaikan yield SUN tersebut mendorong asing untuk melepaskan kepemilikannya. Namun, jumlah investor yang melepas SUN tersebut masih dinilai wajar. Pelepasan itu juga hanya bersifat temporer.
Kepemilikan investor domestic dinilai Loto akan mengurangi volatilitas dalam pasar. “Kalau bisa kepemilikan domestic 100 persen, “ ujarnya. Meskipun, diakuinya, kepemilikan asing tetap menunjukkan kecilnya risiko pada SUN. “Kalau domestik bisa serap penerbitan surat utang itu, kami akan prioritaskan domestik, “ ujar Loto