REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dibangun dengan semangat toleransi, Islamic Center Davis, California, Amerika Serikat, terbuka bagi siapapun yang hendak mencari tahu tentang Islam.
"Kami memiliki koleksi buku cukup lengkap sehingga masyarakat baik muslim dan non muslim dapat mencari informasi yang dibutuhkan," papar petugas perpustakaan, Abbuthalha.
Dalam perpustakaan itu, terdapat lima ribu koleksi buku dalam bahasa Arab dan Inggris, beberapa di antaranya sangat langka dan tidak ditemukan di pasar.
Tak hanya itu, Islamic Center juga mempersilahkan kepada kalangan non-muslim untuk mengikuti shalat Jumat. Diskusi antar umat beragama pun rutin digelar.
"Selama bulan Ramadhan, kami memiliki sebuah acara yang disebut hari berpuasa (Fasting Day) di mana seluruh masyarakat, Muslim dan non-Muslim berpuasa bersama, sehingga kita semua dapat berbagi pengalaman ini," kata Ahmedin.
Guna memperkuat hubungan antar umat beragama, Islamic Center juga membuat semacam tradisi saling berkunjung bila hari besar tiba. "Islamic Center ini terbuka bagi siapa saja untuk datang. Dengan kebijakan ini, kami berharap dapat menjembatani kesenjangan budaya dan agama yang ada di masyarakat AS," sebut dia.
Hari ini, Senin (4/6), tepat 30 tahun Islamic Center Davis berdiri. Dari bangunan inilah, Muslim California bekerja keras membangun pemahaman yang baik tentang Islam dan Muslim.
Hasilnya, kehidupan antar umat beragama berlangsung begitu harmonis dan toleran. "Bangunan ini mendekatkan yang jauh," komentar Ketua Serikat Kampus dan Dewan Rekreasi, Shahzeeb Syeb, seperti dikutip onislam.net, Senin (4/6).