Jumat 01 Jun 2012 22:47 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Suhail bin Amr, Tawanan yang Jadi Pahlawan (4-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Dan pada hari itu pula, lebih dari saat-saat lainnya, terpampanglah secara gemilang kebenaran dari nubuwah Rasulullah SAW. Bukankah telah dikatakannya kepada Umar ketika ia meminta izin untuk mencabut dua buah gigi Suhail sewaktu ia tertawan di perang Badar.

Ketika sampai ke telinga kaum Muslimin di Madinah tindakan yang diambil Suhail di Makkah serta pidatonya yang mengagumkan dan mengukuhkan keimanan dalam hati, teringatlah Umar bin Khathab akan ramalan Rasulullah.

Lama sekali ia tertawa, karena tibalah hari yang dijanjikan itu, di saat Islam beroleh manfaat dari dua buah gigi Suhail yang sedianya akan dicabut dan dirontokkannya.

Di saat Suhail masuk Islam di hari dibebaskannya Kota Makkah. Dan setelah ia merasakan manisnya iman, ia berjanji terhadap dirinya yang maksudnya dapat disimpulkan pada kalimat-kalimat berikut ini:

“Demi Allah, suatu suasana yang  kualami bersama orang-orang musyrik, pasti akan kualami pula seperti itu bersama kaum Muslimin. Dan setiap nafkah yang kubelanjakan bersama orang-orang musyrik, pasti akan kubelanjakan pula seperti itu bersama kaum Muslimin. Semoga perbuatan-perbuatanku belakangan ini akan dapat mengimbangi perbuatan-perbuatanku terdahulu.”

Dahulu dengan tekun ia berdiri di depan berhala-berhala. Maka sekarang ia akan berbuat lebih dari itu berdiri di hadapan Allah Yang Maha Esa bersama orang-orang Mukmin. Itulah sebabnya ia terus shalat dan shalat, tekun shaum dan shaum, segala macam ibadah yang dapat menyucikan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT pasti dilaku­kannya sebanyak-banyaknya.

Demikian pula di masa silam, ia berdiri di arena peperangan bersama orang-orang musyrik menghadapi Islam. Maka sekarang ia harus tampil di barisan tentara Islam sebagai prajurit yang gagah berani, untuk memadamkannya bersama para pendekar kebenaran.

Suhail sangat mencintai kampung halamannya, Makkah. Walaupun demikian, ia tak hendak kembali ke sana setelah kemenangan kaum Muslimin di Suriah. Ia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Ketekunan seseorang pada suatu saat dalam perjuangan di jalan Allah, lebih baik baginya daripada amal sepanjang hidupnya.’ Maka sungguh Aku akan berjuang di jalan Allah sampai mati, dan takkan kembali ke Makkah!”

Suhail memenuhi janjinya ini. Dan ia tetap berjuang di medan perang sepanjang hayatnya, sehingga tiba saat keberangkatannya. Maka ketika ia pergi, segeralah rohnya terbang mendapatkan rahmat dan keridhaan Allah.

sumber : Sumber: 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement