Selasa 29 May 2012 10:46 WIB

George Wenur, Tersentuh Azan di Tepi Israel (III-habis)

Rep: Irfan Junaidi/ Red: Hafidz Muftisany
George Wenur
Foto: twitter
George Wenur

REPUBLIKA.CO.ID, Ditentang Keluarga

Pria yang setelah masuk Islam juga punya nama Muhammad Yusuf ini juga tetap bergaul dengan teman-teman Katoliknya. Kebanyakan teman, kata dia, tidak mempersoalkan keputusan pindah agama. Ada satu teman, yang kemudian menilai George telah menghianati Yesus. “Tapi saya katakan tidak, dalam Islam saya tetap percaya Isa,” kata ayah dua orang putra ini.

Dari saudara ibunya, dia juga mengaku sempat mendapatkan penentangan atas keputusannya memeluk Islam. Tapi, penentangan itu tak digubrisnya. Lama-lama situasi pun berubah normal. Ayahnya yang semula menanggapi dengan diam, perlahan-lahan bisa menerima keputusan George untuk meninggalkan Katolik menjadi seorang Muslim.

Selain kenyamanan, satu hal penting yang juga menjadi nilai tambah buat dia setelah masuk Islam adalah kedisiplinan. Sejak masuk Islam, dirinya merasa lebih disiplin dalam segala hal. Karena memang Islam banyak sekali mengajarkan tentang kedisiplinan.

Setelah setahun mendalami Islam di Surabaya, dia kemudian bergabung dengan manajemen Hotel Four Season dan ditempatkan di Bali. Setalah itu dia dipindahkan ke Jakarta. Selanjutnya di tahun 1998 dia pindah ke Amerika, Kanada, dan Turki. Di berbagai negara yang ditinggali, George mengaku tidak ada masalah dengan Islam.

Kemudian sejak tahun 2007, dia memilih pindah ke Perth, Australia, dan keluar dari Four Season. “Ini karena anak saya kuliah di sini sehingga kami memilih pindah,” ujar dia. Di Perth dia bergabung dengan King’s Hotel sebagai general manager. Di kota ini, dia pun tetap nyaman untuk menjalankan aktivitas keislamannya dengan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement