Rabu 23 May 2012 14:30 WIB

Muslim Los Angeles Ajak LAPD Lacak Aktivitas Terorisme

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad
Muslim Los Angeles
Muslim Los Angeles

REPUBLIKA.CO.ID, LEROY BACA - Kecewaan muslim New York terhadap NYPD memicu komunitas Muslim Los Angeles untuk berinisiatif mencegah rasa tidak nyaman di antara kedua belah pihak. Inisiatif itu berupa ajakan kepada aparat kepolisian Los Angeles (LAPD) untuk melacak aktivitas terorisme secara bersama-sama.

Usulan itu sebenarnya sejalan dengan kebijakan LAPD yang sebelumnya membentuk satuan polisi yang beragama Islam. Satuan ini merupakan jembatan penghubung antara LAPD dan komunitas muslim. Mereka bertugas membangun kepercayaan komunitas Muslim melalui pendidikan dan hubungan pribadi.

Salam al-Marayati, kordinator gabungan organisasi Uni Kebebasan Amerika (ACLU), Jaringan Asia Selatan dan Hukum Pertahanan Sikh Amerika dan Dana Pendidikan mengatakan komunitas Muslim secara jelas dan gamblang telah menolak ideologi Alqaidah. "Kami pikir, itu sebabnya penegakan hukum perlu bermitra dengan masjid," kata dia seperti dikutip onislam.net, Rabu (22/5).

Salam mengatakan, Laporan Kegiatan Mencurigakan (SAR) yang dirilis LAPD 2008 silam telah berulang kali menyebabkan ketidaknyamanan di kalangan muslim. Untuk itu pihaknya mengharapkan LAPD agar memastikan SAR di masa depan lebih akurat sehingga pelaku yang ternyata tidak terkait dengan tindak terorisme dihapuskan dalam database. "Kami terus memperjuangkan upaya untuk menghapus prilaku non kriminal dari pelaporan SAR," kata dia.

Kepala Biro Kontraterorisme LAPD Black Chow mengatakan ajakan ini merupakan wajud dari keinginan untuk menerapkan strategi baru dalam menangani masalah terorisme. "Kami terus mengumpulkan laporan aktivitas yang mencurigakan. Program ini terus berjalan," kata dia.

Los Angeles merupakan kota dengan populasi Muslim mencapai 500 ribu orang. Seperti halnya wilayah lain di AS, Muslim mulai menyadari pentingnya peranan mereka untuk turut serta dalam menangani masalah terorisme.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement