Rabu 16 May 2012 20:59 WIB

Thauqul Hamamah Fil Alfah wal Allaf, Konsep Cinta Ulama Andalusia (4-habis)

Kitab (ilustrasi).
Foto: Wordpress.com
Kitab (ilustrasi).

Oleh: Yayan Suryana*

Sifat tamak merupakan inti dari rasa cinta, sebagaimana sifat ini pada sisi yang lain adalah sebab utama setiap kesedihan.

Memang benar terdapat banyak jenis rasa cinta yang tampak berbeda di luarnya, namun semuanya kembali kepada satu asal, yaitu sifat tamak. Atas dasar sifat tamak ini mungkin kita dapat merunut jenis-jenis cinta itu sebagai berikut:

Rasa cinta terendah yang disertai tamak kepada kekasih yaitu lebih mementingkan dirinya, memuliakan kedudukannya, dan mendekat kepadanya. Jika sikap rakusnya tidak berlebihan, maka ini merupakan batas sifat tamak orang-orang yang mencintai di jalan Allah SWT.

Jika sikap tamak ini bergerak cepat dalam majlis-majlis, pembicaraan, dan perkumpulan, inilah sikap tamak seseorang dalam kekuasaan, persahabatan, dan orang yang dikasihinya. Cinta disertai tamak yang paling khusus kepada seorang kekasih adalah bersatu dan menikah dengannya.

Terdapat tanda-tanda tertentu sebelum api cinta berkobar yang memungkinkan bagi seseorang yang cerdas untuk melihatnya. Di antaranya kecanduan untuk memandang kekasih dan mengikutinya di setiap saat. Dan, merasa bingung ketika melihatnya secara tiba-tiba.

Perasaan was-was bagi yang jatuh cinta ketika nama sang kekasih disebutkan. Merespons pembicaraan sepanjang mendengarkan kata-katanya. Kemudian membenarkannya, meskipun ia telah berdusta.

Ia akan mendukung kata-katanya meskipun berlaku zalim kepada orang lain. Ia berusaha untuk menyentuhnya dan enggan untuk meninggalkan tempat di mana kekasihnya berada.

Secara singkat, Ibnu Hazm mendefinisikan bahwa cinta adalah penawar untuk penyakit yang tidak ada obatnya. Dan sebagai alasan yang diterima bagi seseorang pecinta yang tidak menginginkan untuk sembuh selamanya!

Kitab Thauqul Hamamah telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa Eropa. Di dalamnya diceritakan pula tentang kisah cinta para pangeran dan khalifah Andalusia kepada para wanita.

Di antaranya adalah kisah Khalifah Al-Hakam Muntashir Billah yang jatuh cinta kepada seorang gadis Spanyol dari wilayah Paskh sebelah Utara. Gadis itu biasa dipanggil Auroda dan kemudian dinikahi oleh Al-Hakam, setelah menikah diberi nama Shabah.

Dialah yang berperan besar dalam perpolitikan Andalusia dan darinya lahir khalifah Hisyam bin Al-Hakam. Diceritakan juga kisah cinta Pangeran Abdurrahman kepada pelayannya bernama Thorub yang kemudian ia nikahi dan merupakan satu-satunya perempuan yang ia cintai sampai ia meninggal dunia. Wallahu'alam.

* Penulis adalah alumnus Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir (citizen journalist).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement