Selasa 10 Apr 2012 01:45 WIB

Ini Impian Muslim Norwalk yang Tertunda

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad
Muslim Norwegia
Foto: onislam.net
Muslim Norwegia

REPUBLIKA.CO.ID, NORWALK - Muslim Norwegia hanya bisa mengelus dada setelah warga lokal Norwalk menolak rencana pembangunan masjid. Kini, Muslim Norwalk hanya bisa pasrah menyaksikan impian mereka yang tak kunjung terwujud.

Salah seorang Imam Masjid, Mahmoud Azzeim mengungkap impian itu tidak mengada-ngada. Sebab, dengan populasi yang terus bertambah kapasistas masjid yang ada tidak lagi cukup. "Tempat yang kami sewa tidak lagi mampu menampung jamaah yang tiap tahunnya bertambah," ungkapnya seperti dikutip onislam.net, Senin (9/4).

Selama bertahun-tahun muslim Norwalk menyewa aula Gereja Kristus Episkopal. Selama itu pula, jumlah Muslim terus bertambah. Dari kondisi itulah, mimpi untuk memiliki masjid sendiri lahir.

Diawal mimpi, segalanya lancar. Muslim Norwalk membeli tahan seluas satu setengah hektar di Fillow Street, dekat pusat kota Norwalk. Langkah selanjutnya, mereka ajukan izin mendirikan bangunan (IMB) kepada pemerintah lokal.

Dalam pengajuan itu, mereka bakal membangun masjid seluas 27 ribu meter persegi dengan kapasitas jamaah mencapai 400 jamaah. Tak hanya ruang salat, direncanakan pula pembangunan Islamic Center, ruang kelas dan perpustakaan.

Namun, apa daya. Diibaratkan bangun dari mimpi di siang hari, Muslim Norwalk pun mulai menghadapi penolakan dari warga lokal. Bahkan warga lokal segera membentuk gerakan anti-pembangunan masjid. "Rencana pembangunan masjid bila terwujud akan mendominasi lingkungan sekitar," kata seorang warga yang enggan disebutkan namanya.

"Tidak peduli apakah itu mesjid, sinagog atau gereja itu terlalu besar," tambah dia. Edmon Ryan, warga lokal lain menilai jika rencana itu terealisasi maka efeknya adalah lalu lintas, parkir dan keselamatan. "Jalanan kian macet, bahaya pun terus menghadang," ujarnya.

Ditekan sana-sini muslim Norwalk tidak berdiam diri. Mereka masukan revisi rencana pembangunan dengan membuat opsi perluasan parkir. "Tak hanya itu, kami juga siasati waktu shalat sehingga tidak menganggu aktivitas sekolah," kata Imam Mahmoud.

Mahmoud pun membuka pintu seluas-luasnya untuk dialog bagi warga lokal. Harapannya, ada tercipta solusi. "Kami persilahkan warga lokal untuk menanyakan sesuatu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement