Rabu 21 Mar 2012 18:56 WIB

Begini Cara Muslim North Carolina Tunjukan Identitas

Rep: Agung Sasongko/ Red: Djibril Muhammad

REPUBLIKA.CO.ID, BAY AREA - Muslim North Carolina punya resep untuk menampilkan identitas mereka sebagai Muslim. Mereka padukan gaya berbusana muslim ala Timur Tengah, Asia dan Afrika dengan busana barat.

Ruhollah Habibi misalnya, ia sehari-hari mengenakan busana jas dan dasi setiap bekerja. Namun, karyawan JP Morgan ini membawa baju tradisional Timur Tengah, Thawb ketika hari Jumat tiba. "Saya lepas jas, lalu saya kenakan Thawb," kata warga San Ramon seperti dikutip insidebayarea.com, Rabu (21/3).

Habibi mengatakan kebiasaan itu merupakan bagian dari 'kewajiban' saat menjalankan kepercayaannya. "Saya masih mempertahankan etika, meski saya berada di kawasan dengan perabadan berbeda," kata dia.

Dalam keseharian masyarakat kawasan Bay Area sudah terbiasa melihat pemandangan para 'model' Muslim melenggak-lenggok di area publik. Mereka bahkan cukup kagum dengan kreatifitas muslim dalam bergaya busana.

"Ini hanya masalah untuk menyeimbangkan identitas keislaman dan budaya kami. Pada saat bersamaan, kami juga warga negara Amerika," komentar Sadaf Siddiq, 24 tahun.

Kemudahan Muslim North carolina dalam berbusana tidak terlepas dari banyaknya bermunculan toko pakaian berbusana Muslim. Belum lagi, mereka juga bisa berburu di internet. "Thawb, abaya, jilbab, topis, khuffs dan banyak lagi, mudah ditemukan di kota ini," kata Sadaf.

Pengusaha pakaian, Jabir Tarin, 20 tahun, baru-baru ini membuka bisnis pakaian bersama kakak dan sahabatnya.

Mereka datangkan langsung busana Muslim dari Timur Tengah dan kawasan lainnya. "Di toko kami, cukup lengkap mulai dari syal yashmnag khas Timur Tenggah hingga sarung khas Indonesia," kata Tarin.

Tarin mengatakan apa yang dikenakan para pemuda Muslim banyak terpengaruh tradisi budaya lama dan peradaban Islam. Tidak hanya itu saja, pengaruh budaya modern juga disisipkan sehingga busana yang mereka kenakan tidak ketinggalan zaman.

"Inilah salah satu kelebihan Bay Area. Keanekaragaman begitu terasa. Anda dapat melakukan apapun bahkan berjalan tanpa busana sekalipun," kata dia sembari tersenyum.

Seperti banyak teman-temannya, Habibi tidak menginginkan untuk mengenakan busana muslim yang menunjukan kesan kaku. Sebab itulah, ia pernah mengatakan kepada ibunya bahwa pakaian yang dikenakan ayahnya perlu mendapat sentuhan fesyen. "Kami ingin menyesuaikan diri," ujarnya.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement