REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dakwah tak selamanya dilakukan dengan berceramah di masjid. Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII), Syuhada Bahri, menyadari mengajak orang lain menanam pohon dan merawatnya.
Menurutnya, itu juga termasuk berdakwah. “Mengajak orang menyelamatkan hutan juga berdakwah,” ujar Syuhada kepada Republika, Rabu (14/3).
Ia mencoba mengkombinasikan dakwah melalui pembinaan dengan mengajak umat memberikan manfaat bagi orang lain agar makna pembinaan semakin meluas. Bagi dia, mengajak orang untuk menanam pohon juga termasuk ibadah.
Ia meneladani kisah Rasulullah yang memerintahkan menanam pohon, walau esok hari terjadi kiamat. “Menanam pohon termasuk ibadah yang mendapatkan pahala,” kata Syuhada.
Dengan kader hampir 320 tersebar di seluruh Indonesia, DDII memiliki tiga program utama, yaitu 'Dai datang desa terang, dai datang pohon rindang dan dai datang perbatasan tenang’.
Melalui programnya yang kedua, para dai mengajak masyarakat untuk senantiasa menanam pohon dan merawatnya. Banyaknya keluhan para dai di daerah-daerah tentang sulitnya memperoleh bibit membuat Syuhada mencari cara agar dakwah dengan cara menanam pohon bisa didukung oleh masyarakat dan pemerintah.
Beruntung, Kementerian Kehutanan bersedia bergandeng tangan untuk sama-sama mensukseskan program menanam pohon. Kementerian Kehutanan dan DDII menandatangani nota kesepakatan untuk bersama melakukan rehabilitasi hutan dan lahan, pendidikan dan pelatihan serta penyuluhan kehutanna selama tiga tahun.
Kerjasama yang saling menguntungkan ini menurut Syuhada sebagai salah satu upaya mencegah azab dari Allah. Syuhada menyadari betul banyaknya bencana yang melanda Indonesia semuanya disebabkan karena sifat manusia yang kerap merusak. Kini, sebagai waktu yang tepat untuk berintrospeksi diri.