Jumat 02 Mar 2012 18:51 WIB

Mujahidah: Ummu Ruman, Kemuliaan Istri Teladan (1)

Rep: Heri R/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot. com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Berparas cantik, berbudi pekerti luhur dan bertutur kata fasih. Itulah sosok Ummu Ruman, istri Abu Bakar Ash-Shiddiq RA.

Ia adalah ibunda Aisyah RA, istri Rasulullah SAW.  Mujahidah yang bernama asli Zainab ini—ada pula yang menyebutnya Da’d—termasuk kelompok pertama yang masuk Islam dan membela agama Allah SWT.

Ummu Ruman adalah putri Amir bin Uwaimir bin Abdullah Syams bin Itab bin Udzainah bin Subayyi’ bin Dahman bin Harits bin Ghanam bin Malik bin Kinanah. Ia dibesarkan di As-Sarah, sebuah perkampungan yang berkontur pegunungan dan pebukitan di Jazirah Arabia.

Saat menginjak dewasa, ia dinikahkan dengan seorang pemuda terpandang di kaumnya yang bernama Harits bin Sukhairah Al-Azdi. Dari pernikahan itu, keduanya dikarunia seorang anak bernama Ath-Thufail.

Harits kemudian mengajak istri dan anaknya hijrah dari As-Sarah ke Makkah. Berdasarkan tradisi bangsa Arab, setiap orang asing yang bermaksud bermukim di suatu daerah harus meminta perlindungan kepada seorang terpandang untuk menjamin keamanannya.

Keluarga kecil itu lalu masuk dalam perlindungan Abdullah bin Abu Quhafah atau Abu Bakar. Peristiwa itu terjadi sebelum datangnya Islam. Harits tidak dikarunia usia yang panjang. Ia meninggal setelah setahun tinggal di Makkah. Sesuai tradisi bangsa Arab saat itu, menikahi janda sahabatnya merupakan penghormatan bagi mendiang sahabatnya.

Abu Bakar pun menikahi Ummu Ruman dan merawat Ath-Thufail. Ummu Ruman menjadi istri kedua Abu Bakar. Dari istri pertamanya, Abu Bakar memiliki dua orang anak, yaitu Asma dan Abdullah. Dari pernikahan dengan Ummu Ruman, Abu Bakar pun mendapat dua orang anak, yaitu Aisyah dan Abdurrahman.

Ummu Ruman menyatukan Ath-Thufail, Asma, Abdullah, Aisyah, dan Abdurrahman dalam asuhannya. Ketika Nabi Muhammad SAW diutus menjadi Rasul, Abu Bakar adalah orang pertama yang masuk Islam. Abu bakar kemudian mengajak istrinya untuk memeluk Islam. Ummu Ruman pun menyambut ajakan itu dengan penuh kebahagiaan.

Rumah Ummu Ruman pun menjadi rumah kedua yang berada dalam naungan Islam, setelah rumah Rasulullah SAW. Sejak saat itu, Nabi SAW kerap bolak-balik ke rumah Abu Bakar. Ummu Ruman pun menyambut kedatangan Nabi dengan penuh keramahan. Sepenuh hati Ummu Ruman meyakini ajaran agama yang dibawa Rasulullah SAW.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement