REPUBLIKA.CO.ID, Ketua Parlemen Turki, Jamil Chicek, memperingatkan eskalasi rasisme, westernisme, dan islamophobia di Eropa. Ia menegaskan bahwa proses tersebut akan mengancam nilai-nilai global seperti demokrasi, hak asasi manusia (HAM), dan kekuatan hukum.
"Ketika rakyat Afrika Utara dan Timur Tengah mempertaruhkan kehidupannya untuk perang yang menekankan nilai-nilai kolektif kemanusiaan, di Eropa alienasi dan islamophobia tengah berkembang dengan cepat dengan krisis ekonomi yang melanda," tuturnya.
Hal itu disampaikan dia dalam konferensi Dialog AntarBudaya yang merupakan sidang musyawarah ketiga para ketua parlemen negara-negara G20 di Riyadh, seperti diberitakan Mehr News (28/2).
Masalah tersebut, menurut dia, sangat mengkhawatirkan ketika partai-partai politik Eropa menilai para imigran sebagai faktor ketidakamanan, pengangguran, kriminal, kemiskinan, dan berbagai masalah sosial.
Chicek menyinggung pembunuhan delapan warga Turki di Jerman pada 2000 hingga 2006 oleh kelompok neo-Nazi, serta aksi teror di Norwegia pada 2011 yang menewaskan 77 orang.
"Contoh-contoh tersebut menunjukkan bahwa terorisme dan radikalisme tidak terbatas pada pengikut satu agama, kawasan tertentu karena kelompok ideologi radikal juga menjadi ancaman keamanan di Eropa,"
Ketua Parlemen Turki menegaskan pula bahwa kerukunan dapat terwujud meski terdapat banyak perbedaan di sebuah masyarakat melalui dialog, dan ketika proses tersebut melemah, maka radikalisme, terorisme, dan diskriminasi tidak dapat dihindari lagi.