Kamis 23 Feb 2012 19:24 WIB

Amman, Kota Para Pengungsi (2)

Rep: c02/ Red: Chairul Akhmad
Salah satu reruntuhan amphitheatre Romawi di Amman, Yordania.
Foto: world66.com
Salah satu reruntuhan amphitheatre Romawi di Amman, Yordania.

REPUBLIKA.CO.ID, Pada 1921 M, Abdullah I memilih Amman sebagai wilayah pemerintahan untuk kota yang baru dibangunnya, Kekaisaran Transjordan.

Kemudian kota ini menjadi ibukota untuk Kerajaan Hashemite Yordania. Karena di sana tidak terdapat gedung-gedung mewah, ia mulai membangun stasiun dengan kantor di dalam gerbong kereta. Amman menjadi kota kecil hingga 1949.

Pada 1963, populasi bertambah karena masuknya pengungsi Palestina. Amman mengalami perkembangan yang sangat pesat sejak 2010 di bawah pimpinan dua raja Hashemit, Hussein dari Yordania dan Abdullah II.

Pada 1970, Amman menjadi lokasi tempat bentrokan besar antara Organisasi Pembebas Palestina (PLO) dan pasukan Yordania. Segala sesuatu yang berada di sekeliling istana mengalami kerusakan berat. Populasi penduduk mengalami perkembangan yang luar biasa akibat tibanya pengungsi dari berbagai macam negara. Gelombang pertama pengungsa Palestina tiba pada 1948.

Gelombang kedua muncul setelah Perang Enam Hari pada 1967 dan gelombang ketiga pengungsi Palestina, Yordania, dan Asia Tenggara yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga tiba di Amman dari Kuwait, setelah Perang Teluk pada 1991. Gelombang pertama bangsa Irak datang ke Amman setelah Perang Teluk berakhir dengan gelombang kedua muncul pada 2003 setelah invasi Irak.

Selama 10 tahun, jumlah bangunan di seluruh kota bertambah secara dramatis dan distrik-distrik baru dibangun, terutama di Amman bagian barat. Hal ini menyebabkan warga kesulitan air bersih.

Pada November 2005, sebuah ledakan mengguncang tiga hotel di Amman, menyebabkan 60 orang tewas dan melukai 915 lainnya. Alqaidah mengklaim bertanggung jawab atas ledakan tersebut meskipun kenyataannya kota kelahiran pemimpin Alqaidah yang terbunuh, Abu Musab Al-Zargawi, adalah Kota Zarga yang terletak di 30 km dari Amman.

Amman merupakan pusat komunikasi, transportasi, pariwisata medis, pendidikan, dan investasi. Pada Perang Irak 2003, seluruh transaksi bisnis dengan Irak dilakukan dengan beberapa cara. Bandara Amman, Bandara Internasional Ratu Alia, merupakan pusat maskapai utama Yordania. Amman juga menjadi pintu masuk turis ke negara tersebut karena hampir seluruh turis yang datang ke Yordania masuk melalui Amman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement