Rabu 22 Feb 2012 15:24 WIB

Mujahidah: Khaulah binti Azwar Al-Kindi, Wanita Pedang Allah (2-habis)

Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Di antara beberapa kisah pertempuran terkenal yang diikuti Khaulah yang menunjukkan keberanian dan keahliannya menunggang kuda, jarang dimiliki oleh kaum wanita di zamannya.

Demikian pula, ketika terjadi pertempuran Shajura di sekitar Syam. Pada saat itu, beberapa orang perempuan tertawan. Khaulah kemudian mengumpulkan kaum wanita, dan berdiri di tengah-tengah mereka.

Ia ingin menggugah kaum sesamanya dan berkata, "Wahai para pemudi Hamir dan lainnya, apakah kalian rela dikalahkan oleh kafir Romawi dan merelakan anak-anak kalian menjadi pelayan bagi penduduk Romawi. Di manakah keberanian kalian yang sering dibicarakan oleh bangsa Arab tentang diri kalian? Sesungguhnya aku melihat kalian jauh dari yang mereka perkirakan. Padahal, aku lihat membunuh mereka lebih mudah untuk kalian lakukan daripada kalian jatuh ke tangan Romawi dan menjadi budak mereka."

Afra binti Ghaffar Al-Hamiriyah menghampiri Khaulah dan menimpali, "Kau benar, demi Allah wahai Binti Azwar. Dan kami memang benar-benar pemberani seperti yang kau sebutkan, dan kami sama sekali tidak takut sebagaimana yang kau katakan. Hanya saja pedang lebih tepat untuk menghadapi masalah seperti ini. Dan kita menyerang musuh secara tiba-tiba ketika mereka lengah. Tapi kita seperti domba yang mudah ditangkap tanpa senjata."

"Wahai para pemudi pemberani," kata Khaulah, "Ambillah tiang-tiang tenda dan pasak. Kita bawa itu sebagai senjata melawan mereka. Semoga Allah membantu kita melawan mereka. Dengan demikian kita dapat membuktikan keberanian bangsa Arab dan terlepas dari aib yang disandarkan pada bangsa Arab."

"Demi Allah, kau telah menyebutkan ide yang amat bagus sekali bagi kita semua," ujar Afra binti Ghaffar.

Kemudian setiap wanita mempersiapkan diri dengan mengambil tiang-tiang tenda. Mereka berteriak gegap gempita secara bersama-sama. Kemudian Khaulah melemparkan tongkat ke bahunya, beberapa orang yang ada di belakangnya mulai bergerak perlahan mengikuti Khaulah. Di antara mereka Afra Ummu Aban binti Atabah, Muslimah binti Zari’, Rau’ah binti Amlun, Salamah binti Nu’man dan beberapa orang lainnya.

"Janganlah kalian sekali-kali berpencar, satu sama lain harus saling menguatkan, jadilah seperti lingkaran yang memutar. Jangan terpisah satu dengan lainnya, sehingga kalian mudah dikalahkan dan tercerai berai. Terjanglah tombak mereka, dan patahkan pedang-pedang mereka!" pesan Khaulah.

Khaulah dan pasukan wanitanya pun menerjang musuh bak gelombang lautan. Mereka bertarung dan bertempur dengan gigih sehingga berhasil membebaskan tawanan dari tangan pasukan Romawi.

sumber : Nisa Fadhilat karya Abdul Badi’ Shaqar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement