Rabu 22 Feb 2012 15:08 WIB

Mujahidah: Khaulah binti Azwar Al-Kindi, Wanita Pedang Allah (1)

Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Khaulah binti Azwar Al-Kindi merupakan wanita pemberani dan mahir mengendarai kuda. Ia tercatat dalam sejarah sebagai pahlawan dan mujahidah yang terkemuka, dan dijuluki wanita pedang Allah. Keberaniannya disejajarkan dengan "Sang Pedang Allah", Khalid bin Walid.

Khaulah turut serta dalam berbagai pertempuran dengan pasukan Muslimin. Termasuk dalam peperangan melawan Romawi. Dalam peperangan melawan Romawi, Dharar bin Al-Azwar, saudara Khaulah tertangkap pasukan musuh. Maka Khalid bin Walid dan pasukannya bertekad menyelamatkan Dharar.

Di tengah perjalanan, Khalid bertemu dengan seorang anggota pasukan berkuda yang membawa tombak. Tidak ada yang terlihat dari anggota tubuhnya kecuali matanya saja. Dia berkuda dengan cepat seorang diri tanpa memedulikan apa yang terjadi di belakangnya.

Ketika Khalid melihat anggota pasukan tersebut, dia berkata,”Sungguh hebat, siapa anggota pasukan berkuda itu? Demi Allah, sungguh dia adalah seorang anggota pasukan berkuda.”

Khalid dan anggota pasukannya terus membuntuti orang tersebut hingga sampai batas pertahanan pasukan Romawi. Sesampainya di sana, sosok berkuda nan misterius langsung menyerang dan berusaha menerobos barisan mereka. Dia berteriak hingga teriakannya itu memporak-porandakan pasukan Romawi. Hanya dalam satu kali putaran, dia sudah keluar dalam keadaan tombaknya sudah berlumuran darah. Dia telah berhasil membunuh dan merobohkan sejumlah pasukan.

Kaum Muslimin ragu siapakah gerangan ksatria ini. Rafi’ bin Amirah berkata," Tentunya ksatria ini sebanding dengan keberanian Khalid bin Walid."

Kemudian Khalid mengawasi pasukannya satu persatu. Lalu Rafi’ berkata lagi, "Siapakah ksatria yang maju mendahuluimu. Sungguh dia telah mempertaruhkan jiwanya dan darahnya?"

"Demi Allah, aku juga tidak mengenalnya. Sungguh apa yang diperbuatnya telah membuat diriku takjub," kata Khalid.

"Wahai panglima," kata Rafi', "Sesungguhnya dia menceburkan dirinya ke tengah-tengah pasukan Romawi menikam ke kanan dan ke kiri."

Khalid kemudin berkata, "Wahai seluruh kaum Muslimin, bawalah seluruh kekuatanmu dan bantulah orang yang bertempur itu membela agama Allah. Lepaskanlah segala kelemahan dan bangunlah kekuatan!"

Ketika pasukan Muslimin sedang berbincang-bincang, tiba-tiba anggota pasukan

berkuda itu datang. Dia bak sang bintang yang bersinar. Kudanya berjalan mengikuti jejaknya. Ketika ada yang berusaha mendekatinya, dia berusaha menghindar dan menempelkan tombaknya ke dada orang yang ingin mendekatinya. Hal itu terus dilakukan hingga dia sampai di barisan kaum Muslimin.

Kaum Muslimin pun langsung mengelilinginya. Mereka meminta kepadanya untuk memberitahukan namanya dan membuka penutup kepalanya, tetapi orang itu tak mau menjawabnya.

Setelah Khalid mengulangi permintaannya berkali-kali, akhirnya orang itu mau menjawab perkataan Khalid, dalam keadaan masih memakai penutup kepala. "Wahai pimpinan kami, sesungguhnya alasan mengapa aku tidak mau memperlihatkan diriku kepadamu adalah karena aku malu kepadamu. Engkau adalah seorang pimpinan yang agung, sementara aku hanyalah seorang wanita lemah yang harus tertutup. Sesungguhnya aku melakukan hal ini karena hatiku terbakar dan merasa sakit hati.”

"Lalu siapa engkau sebenarnya?” tanya Khalid.

Orang itu menjawab, "Aku adalah Khaulah binti al-Azwar. Tadinya aku sedang bersama wanita-wanita dari kaumku, tetapi tiba-tiba seorang datang memberitahuku bahwa saudara lelakiku telah ditahan oleh pasukan musuh. Maka aku pun segera menaiki kuda, lalu melakukan apa yang telah engkau lihat.”

Mendengar itu, Khalid dan para tentaranya berteriak, lalu melakukan penyerangan. Khaulah juga ikut melakukan penyerangan bersama mereka. Ia pun terus ikut berjihad hingga saudara laki-lakinya dapat diselamatkan.

sumber : Nisa Fadhilat karya Abdul Badi’ Shaqar
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement