REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Tiga warga Inggris berencana melakukan penyelidikan terhadap hubungan pengaruh media dengan meluasnya Islamofobia di negara tersebut. Mereka adalah anggota parlemen Inggris, Jeremy Corbyn; pembela hak asasi manusia, Imran Farooq Khan ; dan para pemimpin komunitas Muslim, Murad.
Menurut ketiganya, media Inggris dianggap telah mendistorsi fakta dalam pemberitaan umat Islam.
"Penyelidikan alternatif diperlukan guna membuka kebenaran adanya praktek-praktek diskriminasi yang meluas dan tersistematis terhadap umat Islam," demikian pernyataan bersama ketiganya seperti dikutip onislam.net, Rabu (25/1).
Muslim Inggris yang populasinya diperkirakan mencapai 2,3 juta, telah lama mengeluhkan liputan media Inggris. Selama dekade terakhir, sejumlah studi akademis menunjukan adanya tren yang mengkhawatirkan dari media Inggris dalam pemberitaan.
Disebutkan dalam survei terakhir, masyarakat Inggris menyalahkan media yang menyebabkan Islamofobia (29%) daripada kelompok sayap kanan (13%), atau Muslim sendiri, baik yang berada di luar negeri (14%) atau di Inggris (11%) .
Dalam pernyataan bersama itu juga disebutkan penyesalan bahwa pemerintah Inggris kurang tanggap dalam memulai penyelidikan publik atas pemberitaan media Inggris.
"Penyelidikan Leveson sejauh ini gagal sebab hanya terfokus pada penyadapan telepon selebirits dan profil lainnya," demikian bunyi laporan tersebut.
Selanjutnya, ketiga tokoh tersebut merekomendasikan adanya standar etika dalam pemberitaan media dengan tidak melakukan kegiatan mata-mata terhadap komunitas Muslim.
Sebelumnya, sebuah jajak pendapat Financial Times baru-baru ini menunjukkan Inggris adalah negara yang paling mencurigai komunitas Muslim.