REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Boleh dikatakan, Turki bukanlah negara Islam. Meski demikian, banyak mahasiswa asing dari seluruh dunia datang untuk belajar studi Islam.
Direktorat Urusan Agama Turki bidang pendidikan luar negeri, Ahmet Dilek mengatakan mahasiswa asing mulai berdatangan ke Turki awal 1990-an. Awalnya, kebanyakan mahasiswa berasal dari Balkan. "Kini, mahasiswa dari seluruh dunia belajar di Turki," kata dia seperti dikutip todayszaman, Rabu (21/12).
Yang menarik, kata Dilet, ada permintaan dari luar negeri kepada pemerintah Turki untuk membuka program pelatihan khusus untuk pejabat agama lain. Menurutnya, pemerintah Turki telah merespon permintaan itu. "Pemerintah Turki selalu mendukung segala hal yang terkait pendidikan," ujar dia.
Dilek mengatakan Turki adalah negara besar. Tingkat kajian teologi di negara ini tidak dapat diremehkan. Tentu, Turki dengan pintu terbuka mempersilakan kepada siapa saja yang hendak belajar.
Pada 2006 silam, Turki membuka program pendidikan Teologi Islam Internasional. Ada tiga universitas di Turki yang membuka program ini, yaitu Universitas Ankara, Universitas Marmara dan Universitas Istanbul. Mahasiswa yang mempelajari program ini berasal dari Jerman, Perancis, Belanda, Denmark, Swedia, Norwegia, Australia, Austria, Inggris dan Kanada.
Selain universitas, 1.137 mahasiswa asing yang datang ke Turki memilih belajar di sekolah tinggi teologi. "Mereka yang lulus, sebagian besarnya kembali ke negara masing-masing," kata Dilek.