Selasa 13 Dec 2011 02:00 WIB

Boediono: Ulama Harus Bijaksana Tanggapi Media Sosial

Wapres Boediono
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Wapres Boediono

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Presiden Boediono mengatakan, keberadaan media sosial sebagai hasil dari revolusi teknologi informasi dan komunikasi, memiliki dampak positif sekaligus negatif yang harus diwaspadai. Berbicara saat membuka acara Konferensi Media Islam Internasional ke-2, di Jakarta, Senin, ia meminta orang tua dan guru, serta para pemuka agama untuk selalu mendampingi generasi muda dalam penggunaan media sosial.

"Ulama juga perlu untuk menanggapi dengan bijaksana, seperti mengeluarkan fatwa kontekstual, terutama untuk pemuda sehingga mereka tidak mudah disesatkan oleh contoh negatif atau mudah terpancing oleh pandangan ekstremis yang menyebar melalui media," katanya.

Wapres menggarisbawahi bahwa media sosial juga membawa dampak buruk, terutama bagi kaum muda dan anak-anak.

Wapres menyebutkan, ada tiga potensi buruk dari media sosial yang mengancam generasi muda. Pertama, yakni pandangan ekstremis dan radikalisme yang mengarah pada perilaku merusak seperti bom bunuh diri dan tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama.

Ancaman kedua adalah penyalahgunaan obat-obatan dan ketiga adalah pornografi dan seks bebas.

Sedang sisi positif dari keberadaan media sosial ini di antaranya membantu memperkuat masyarakat sipil.

Media sosial juga memungkinkan semua orang untuk bebas berekspresi, berbicara, termasuk mengkritik langsung dan secara terbuka terhadap pemerintah.

"Media sosial dapat menghasilkan manfaat yang besar bagi masyarakat. Ini adalah pengalaman di negara ini (Indonesia). Praktik demokrasi di Indonesia telah diperkaya oleh perkembangan media jejaring sosial," katanya.

Sementara itu, Menteri Agama Suryadharma Ali dalam acara Konferensi Media Islam Internasional (KMII) ke-2 menyampaikan salah satu manfaat dari media sosial adalah mempercepat akses masyarakat terhadap informasi.

Menurut Menag, perkembangan teknologi informasi ini, harus dapat dijadikan sarana strategis untuk menyinergikan umat Islam.

Melalui KMII ke-2 ini diharapkan dapat melahirkan paradigma baru dalam menyikapi perkembangan informasi yang mampu memberikan manfaat pada umat Islam.

KMII ke-2 berlangsung mulai 12 hingga 16 Desember 2011 dengan mengangkat tema "New Media and Information Technology: Challenges and Opportunities". Konferensi pertama, diselenggarakan pada 1980. Acara ini dihadiri sejumlah tokoh di antaranya adalah Sekjen Rabithah Alam Islamy, Abdullah bin Abdul Mukhsin Al Turki.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement