Kamis 17 Nov 2011 12:27 WIB

Kematian Jamaah Haji Didominasi Serangan Jantung dan Gangguan Pernafasan

Rep: muhamad subarkah/ Red: taufik rachman

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH – Kabid Kesehatan Panitia Penyelelengrara Ibadah Haji (PPIH) , Arab Saudi, Mawari Edy, mengatakan, jamaah haji yang meninggal sebelum memasuki puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina didominasi karena penyakit jantung. Namun, untuk jamaah yang wafat setelah puncak haji itu disebabkan  mendapat masalah pernafasan.

“Kedua penyakit tersebut muncul berkaitan dengan aktivitas fisik berlebihan yang dilakukan oleh para jemaah. Padahal kondisi tubuh jemaah  pada satu sisi tidak mendukung,” kata Mawari, Kamis  (17/11).

Sementara jumlah jamaah haji  Indonesia yang wafat hingga Kamis (17/11) pukul 08:17 Waktu Arab Saudi (WAS) mencapai 326 orang. Setelah  puncak haji di Arafah, Muzdalifah, Mina, infeksi pernafasan menjadi kasus yang menonjol sebagai penyebab kematian.

Sekalipun tahu punya menderita penyakit jantung dan pernapasan,  para jamaah terkadang tetap memaksakan diri untuk mengerjakan ibadah sunnah. Ini misalnya sampai melakukan   umroh sehari sampai dua kali. Padahal, kata dia,  kondisi tubuh itu tetap membutuhkan waktu pemulihan yang cukup  setelah melakukan aktivitas fisik yang panjang dan berat.  Fakta inilah yang kadang tidak disadari oleh jamaah.

“ Mereka tetap memaksakan diri melakukan aktivitas di luar pondokan. Akibatnya kondisi tubuh mereka menurun drastis dan menuju titik kritis yang mengancam jiwa. Karena itu, kami  berharap jamaah yang kini masih di Makkah, Madinah, atau bersiap pulang di Jeddah, bisa mengukur kemampuan diri dan jangan banyak melakukan aktivitas di luar pondokan,” ujar Mawari.

Mawari mengungkapkan,  bila dibandingkan  data jamaah yang wafat pada tahun ini secara absolut lebih kecil dari pada tahun lalu. Menurutnya, dari data  jamaah haji yang wafat sebelum Armina pada tahun 2009 tercatat sebanyak 111 orang, tahun 2010 sebanyak 109 orang , dan tahun 2011 sebanyak 109 orang.

Sedangkan jamaah wafat saat Arafah, Muzdalifah, dan Mina, pada tahun 2010 sebanyak 59 orang, pada tahun 2011 sebanyak 53 orang. Untuk wafat pasca Armina hingga Rabu pukul 00.00 waktu setempat pada tahun ini sebanyak 293 orang, sedangkan pada tahun lalu di waktu yang sama sebanyak 250 orang.

’’Untuk yang pasca Armina secara angka memang lebih banyak tahun ini, akan tetapi jika dihitung dengan peningkatan jumlah jamaah pada tahun ini dibanding tahun kemarin, angka wafat belum tentu lebih banyak dari tahun lalu.’’

Sementara itu, Staf Senior Pusat Kesehatan Haji Depkes RI, Abdul Hafidz, mengatakan sampai 16 November 2011 total jamaah haji yang meninggal di Arab Suadi sudah melewayi 320 orang. Dan jika dibandingkan dengan tahun  lalu pada hari yang sama angkanya mencapai 279 orang. Namun angka rata-rata kematiannya masih 1,35 per seribu jamaah. Ini masih di bawah angka indokator Depkes yang mencapai 2,0 per seribu jamaah.

‘’Namun, jika dibandingkan dengan angka kumulatif tahun  lalu, sejak pra Armina dan sekarang masa pasca Armina, tampaknya secara perlahan tapi pasti angka tersebut bergerak menjauh meninggalkan angka tahun lalu. Jadi diprediksi angka kumulatif jamaah yang wafat akan lebih tinggi,’’ katanya.

Dari total jamaah yang meninggal, sebanyak  78 persen wafat di Makkah di mana jamaah sebanyak 222.560 orang terkonsentrasi di kota ini. Sedangkan dari segi usai jamaah haji yang meninggal kebanyakan di atas 60 tahun. Mengenai penyebab kematian jamaah memang kebanyakan penyakit risiko tinggi seperti jantung, hipertensi, dan gangguang sistem pernapasan.

‘’Sedangkan asal wilayah  pemondokan tempat jamaah yang wafat, kebanyakan berasal dari Bahutmah (20 persen), Mahbasjin (15 persen) dan Misfalah (13 persen). Uniknya wilayah ini relatif dekat dibandingkan wilayah pondokan jamaah lainnya. Cuma tiga wilayah ini memang lebih padat saja,’’ katanya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement