Rabu 02 Nov 2011 10:00 WIB

Curhat Jamaah Non-Kuota: Gak Jadi Berangkat? Malunya Itu Lho, Sama Tetangga...

Calon jamaah haji (calhaj) sedang mengikuti bimbingan manasik haji (ilustrasi).
Foto: Republika/Musiron
Calon jamaah haji (calhaj) sedang mengikuti bimbingan manasik haji (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Sebanyak 64 calon haji nonkuota terlantar di gedung Islamic Center Kota Bekasi, Jawa Barat, sejak, Jumat (28/10), akibat tidak mendapatkan jadwal penerbangan ke Arab Saudi.

Jamaah tersebut berasal dari Bandung, Bogor, dan Padang. Mereka bermalam di Ruang Mina Islamic Center sambil menunggu kepastian pemberangkatan dari pihak panitia Penyelenggara Pemberangkatan Ibadah Haji.

Sejumlah calon haji yang dijumpai di lokasi mengaku khawatir dan pasrah tekait jatah pemberangkatan tersebut menyusul kloter terakhir telah diberangkatkan ke Tanah Suci dari Embarkasi Haji Jakarta-Bekasi pada Senin (31/10).

"Saya pasrah saja. Silahkan tanya pada panitianya," kata salah satu calon haji yang enggan disebutkan identitasnya, di Bekasi, Rabu.

Pantauan Antara di lokasi penginapan, tak satu pun penyelenggara yang bertanggung jawab ada di tempat dan membuat calon jemaah haji makin bingung karena makin tidak ada kepastian.

"Sampai sekarang juga masih menunggu untuk menanyakan kepastian berangkat atau tidaknya. Tapi tidak pernah ada yang bertanggung jawab menjelaskan pada kami. Katanya masih ada yang harus diurus, padahal sebelum kami sampai di Bekasi dibilang semua sudah siap," ujarnya.

Ia dan puluhan calon jemaah haji yang lain makin bingung karena kamar yang mereka tinggali beberapa hari ini akan diisi pemesan lain dalam waktu dekat. "Kalau gagal berangkat dan harus pulang, malu sama keluarga dan tetangga. Masa iya berangkat haji pulangnya cepat sekali," katanya.

Salah seorang calon jemaah haji asal Kabupaten Bandung Barat berinisial ST mengakui bahwa dirinya dan suami mendaftar berangkat haji non reguler melalui Rumah Dakwah. Pertimbangannya, dengan memanfaatkan jasa Rumah Dakwah ia dan suami tak perlu menunggu waktu lama untuk berangkat menunaikan ibadah haji.

"Saya sudah setor uang sebanyak Rp 120 juta untuk membiayai perjalanan kami," ujarnya.

Alasan menggunakan jasa perjalanan haji ini, katanya, karena tak perlu masuk daftar tunggu. "Biarpun harus bayar lebih mahal, tapi bisa berangkat sekarang, saat badan masih sehat. Makanya, walau mahal pun tidak masalah," katanya.

Uang sebesar Rp 60 juta yang dibayar masing-masing calon jemaah rupanya tak mencakup semuanya. Sebab calon jemaah haji harus berangkat sendiri ke Kota Bekasi. iaya makan sehari-hari selama di penginapan pun dirogoh dari kocek sendiri.

Ia dan puluhan calon jemaah haji yang lain makin bingung karena kamar yang mereka tinggali beberapa hari ini akan diisi pemesan lain dalam waktu dekat.

Sementara itu, Kepala Urusan Umum dan Personalia Islamic Center Kota Bekasi, Iing Nafiuddin, membenarkan situasi itu. "Saya sudah sampaikan pada pemesan penginapan jamaah kalau seluruh kamar yang mereka tempati sudah ada yang kembali memesan. Pada awalnya yang bersangkutan tidak keberatan karena rombongannya akan berangkat pada Ahad (30/10), tapi sampai sekarang belum juga diberangkatkan," ujarnya.

Menurut Iing, pihak yang menyewa penginapan calon haji itu tercatat bernama Sahibul Wafa yangg datang pada Jumat (28/10) dan memesan dua kamar berkapasitas 28 orang untuk menampung rombongan asal Padang. "Tahun lalu pun ada haji yang juga tidak masuk dalam daftar pemberangkatan, namun pada akhirnya berhasil berangkat di saat-saat terakhir. Tapi kalau yangg sekarang nampaknya sulit karena jadwalnya sudah habis," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement