Jumat 21 Oct 2011 22:12 WIB

Ormas Islam Satukan Barisan Redam Radikalisme

Rep: Mohammad Akbar/ Red: Chairul Akhmad
Ketua PBNU KH Said Agil Siradj (tengah) bersama  14 pimpinan ormas Islam se-Indonesia dalam deklarasi Forum Persahabatan Umat Islam.
Foto: Republika/Imam Budi Utomo
Ketua PBNU KH Said Agil Siradj (tengah) bersama 14 pimpinan ormas Islam se-Indonesia dalam deklarasi Forum Persahabatan Umat Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Perwakilan Organisasi Massa (ormas) Islam menyatukan barisan untuk mengkampanyekan Islam sebagai agama pembawa rahmat.

Penyatuan ini ditandai dengan dideklarasikannya Forum Persahabatan Ormas Islam yang diikuti oleh 14 ormas Islam di kantor PB Nahdlatul Ulama, Jakarta Jumat (21/10) malam.

Ketua Umum PBNU, KH Said Agil Siradj, menjelaskan forum ini dihadirkan untuk memperkuat posisi Islam di Indonesia. Forum ini diharapkan bisa menjadi jembatan dalam mengelimir perbedaan yang kerap muncul di tengah umat Islam.

Selain itu, forum ini diharapkan bisa menjadi wadah untuk meredam radikalisme agama yang menyudutkan Islam sebagai agama teroris. ''Forum ini pada intinya adalah upaya mempersatukan umat Islam untuk tidak terpecah belah,'' kata Said yang menjadi motor pertemuan forum ini.

Forum ini merupakan kelanjutan dari pertemuan yang pernah dilakukan sejumlah ormas Islam dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 7 Juni 2011. Said menyatakan, sejak awal pertemuan ini digagas tidak bertujuan untuk terlibat pada kegiatan politik praktis.

Tetapi lebih mengedepankan ukhuwah antara ormas Islam yang ada di Indonesia. ''Dan tentunya, forum ini diharapkan dapat memberikan keselamatan bagi umat serta kelestarian bagi kemanusian,'' tegasnya.

Dalam deklarasi forum ini hadir 14 perwakilan pimpinan ormas Islam. Selain NU, dalam forum ini turut terlibat juga Muhammadiyah, Al-Irsyad Al-Islamiyah, Persis, Ittihadiyah, serta Mathlaul Anwar. Kemudian ada pula ormas Arrobitoh Al-Alawiyah, Syarikat Islam Indonesia, Perti, Ikadi, Azzikra, PITI, Dewan Dakwah Islam Indonesia (DDII), dan Himpunan Bina Muallaf.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement