REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR – Organisasi Al-Ittihadiyah harus mampu menjadi organisasi pemberdaya umat. Demikian disampaikan Ketua Dewan Pertimbangan Al-Ittihadiyah, Wiranto, dalam pembukaan Muktamar Al-Ittihadiyah ke-XVIII di Universitas Djuanda Kabupaten Bogor.
"Organisasi ini harus turut menjadi solusi problema umat," katanya di hadapan ratusan peserta muktamar, Jum’at (30/9).
Wiranto menyatakan, cita-cita perjuangan Al-Ittihadiyah saat pertama didirikan masih relevan dengan kondisi Indonesia sekarang. Hal ini karena kondisi rakyat Indonesia, khususnya umat Islam, masih memprihatinkan.
Wiranto mencontohkan, banyak umat Islam yang masih terbelakang di bidang pendidikan. Selain itu, negara juga tidak mampu melindungi dan memberikan hak-hak rakyat. "Kondisi sekarang tidak jauh berbeda dengan masa penjajahan Belanda ketika Al-Ibtihadiyah didirikan. Semoga organisasi bisa memberdayakan umat," tuturnya.
Untuk mewujudkan cita-cita perjuangan Al-Ittihadiyah, Wiranto mengimbau seluruh pengurus bersatu. Sebab, persatuan merupakan modal awal menuju pemberdayaan umat. "Bagaimana organisasi ini bisa memberikan kontribusi pada umat dan masyarakat jika di dalam tubuh organisasi sendiri tidak solid," ungkapnya.
Wiranto mengaku terharu dengan kehadiran peserta muktamar dari berbagai pelosok tanah air. Hal ini menurutnya merupakan bukti masih adanya kepeduliaan untuk memperbaiki Indonesia. "Kehadiran para peserta muktamar dengan segala kesulitannya, bukti masih ada orang yang ingin Indonesia maju," ujarnya.
Wiranto juga berharap muktamar dapat berlangsung secara tertib dan menghasilkan putusan yang membawa kebaikan bagi umat dan bangsa.