REPUBLIKA.CO.ID,SYDNEY - Sekitar 20 Pelajar sebuah sekolah di utara Sydney secara brutal memukuli pelajar Muslim. Pelajar itu diketahui bernama Hamid Mamzai berusia 15 tahun.
The Sydney Morning Herald, Jum'at (23/9), melaporkan Hamid dipukul belasan kali sesama pelajar Sekolah Tinggi Asquith Boys setelah lebih dulu diteriaki ejekan bernada rasial. Usai dipukuli, ia tak sadarkan diri. Hamid lalu dibawa ke rumah sakit dengan pendarahan tak serius.
"Mereka memukul saya tanpa henti. Dia pantas mendapatkanya, Anda teroris. Pergi ketempat asalmu, sebuah tempat yang gemar meledakan sesuatu," ungkap Hamid menirukan perkataan pelajar yang memukulinya.
Pengalaman serupa juga dialami Najia, adik kandung Hamid. Najia mengaku telah mengalami pelecehan rasial selama dua tahun di sekolah. Lantaran pelecehan itu, Najia mengalami tekanan emosional.
"Anak ini begitu ketakutan, ia enggan keluar dari rumah,'' katanya.
Ibunya Hosna, yang melarikan diri Afghanistan 20 tahun lalu, mengaku telah berulang kali mengeluh kepada sekolah untuk tidak terpengaruh.
"Saya hanya ingin tahu mengapa pelecehan ini terjadi, mengapa kepala sekolah tidak peduli ada siswanya sedang diganggu, mengapa mereka tidak menghentikannya? Saya ingin orang tua lain tahu mengapa hal ini terjadi," katanya.
Sayang, saat diminta konfirmasi pihak sekolah menolak untuk berkomentar. Namun, Departemen Pendidikan memastikan 20 pelajar yang ketahuan memukuli Hamid itu dirumahkan selama 20 hari.
Juru Bicara Departemen Pendidikan mengatakan saat kejadian para guru dengan spontan memberikan bantuan langsung kepada Hamid. Mereka menelepon keluarga dan sebuah ambulans ketika insiden terjadi. "Hamid dan keluarganya ditawarkan konseling. Mediasi telah dilakukan antara pihak sekolah dan keluarga Hamid," ungkapnya.
Ia mengatakan pelaku rasisme tidak ditolerir. Siapapun pelakunya akan ditindak. "Tindakan disipliner telah dilakukan terhadap pelajar yang sebelumnya telah menggunakan bahasa bernada rasis kepada siswa lain," pungkasnya.