Kamis 25 Aug 2011 05:37 WIB

Masjid Mustafa Center, Rumah bagi Umat Muslim di Utara Virginia

Masjid Mustafa Center
Foto: flickr
Masjid Mustafa Center

REPUBLIKA.CO.ID,Kritik bagi muslim yang ada di Amerika adalah mereka tidak kompak. Maklum kebanyakan muslim di Amerika sekarang adalah muslim imigran generasi pertama, bukan muslim yang lahir di Amerika, sehingga mereka masih terpisah berdasarkan negara.

Tapi segmentasi ini perlahan mulai mencair. Salah satu indikasi dapat terlihat pada masjid Mustafa Center, yang terletak di Annandale, negara bagian Virginia. Dibeli pada tahun 1997,  semula masjid ini adalah gedung yang disegel oleh pemerintah kota karena disalahgunakan oleh pengedar narkotika dan penjual minuman keras.

Dua tahun kemudian, bangunan tersebut dirombak dan dijadikan masjid berlantai dua. Ruang atas dijadikan area sholat, sedangkan lantai bawah dijadikan ruang kantor, ruang pertemuan sekaligus perpustakaan.

Di bulan Ramadhan, masjid ini setiap harinya menyediakan makanan untuk berbuka puasa. Sambil menunggu waktu berbuka, pengurus masjid menyiapkan makanan untuk berbuka.

Usai berbuka puasa dan sholat Maghrib, jemaah langsung menuju ke lantai bawah untuk makan malam. Walaupun kebanyakan adalah warga negara Afghanistan, tapi warga negara lain pun cukup banyak.

Pada beberapa masjid di Amerika, pengurus pada umumnya berasal dari suatu negara tertentu. Tapi di masjid ini, pengurus masjid berasal dari lintasnegara. "Pengurus masjid Mustafa berasal dari berbagai negara. Mulai Indonesia, Malaysia sampai negara-negara Arab dan Afrika Utara," ujar Muhammad Bashir, pemimpin Mustafa Center. "Semua berpartisipasi dan membantu masjid."

Salah seorang pengurus di Mustafa Center adalah orang Indonesia. "Ukhuwah Islamiyah-nya terasa di sini. Kita berinteraksi dengan orang-orang dari negara lain," ujar Hanafi Amin. Paguyuban lintasnegara inilah yang menjadi salah satu kelebihan dari masjid Mustafa Center ini. Keragaman jamaah masjid ini juga mencerminkan perubahan pada komunitas di sekitar Mustafa Center.

sumber : voanews
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement