REPUBLIKA.CO.ID,GROZNY--Otoritas Chechnya berencana untuk melarang penjualan minuman berenergi bagi pemuda di bawah usia 18 tahun. Rencana itu merujuk pada hasil riset Kementerian Kesehatan Chechnya yang mengatakan minuman berenergi berbahaya bagi kesehatan. “Minuman energi sebanding dengan bir," kata Wakil Menteri Kesehatan Chechnya,Rukman Bartiyev, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (19/7).
Rencana larangan minuman energi merupakan satu dari sekian regulasi baru yang diberlakukan otoritas Chechnya. Sebelumnya, negeri yang berlokasi di pegunungan Kaukasus ini hanya memperbolehkan toko-toko menjual alkohol secara terbatas di pagi hari, setiap restoran diwajibkan tutup selama bulan Ramadhan dan perempuan harus mengenakan jilbab saat berada di gedung-gedung negara.
Meski sebagian warga Grozny maklum dengan putusan tersebut, tak sedikit dari mereka tidak sependapat dengan pemberlakuan aturan baru yang disahkan otoritas Chechnya. Menurut mereka, apa yang dilakukan otoritas Chechnya bertentangan dengan konstitusi federal Rusia.
"Terlalu banyak pembatasan belakangan ini. Kami seolah tengah membangun sebuah negara Islam di Rusia, yang terlihat seperti Dubai," kata Aset, 41 tahun, salah seorang warga Grozny.
Satu dekade setelah Moskow mendorong separatis keluar dari kekuasaan, Kremlin sangat bergantung pada pemimpin tangan besi yang pro Moskow Ramzan Kadyrov guna mengawasi pemberontak dan menjaga perdamaian di kawasan itu. Barat menilai Kadyrov mengandalkan kekerasan dalam mengendalikan negara bagian Rusia berpenduduk 1,1 juta.