Senin 04 Jul 2011 12:16 WIB

Muslim Amerika Gelar Konvensi; Bertekad Satukan Pemikiran dan Perjuangan

Rep: Agung Sasongko/ Red: Siwi Tri Puji B
Muslim Amerika
Muslim Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, ROSEMONT - Komunitas Muslim se-Amerika Utara (ISNA) berkumpul dalam konvensi Islam terbesar di benua Amerika awal pekan ini. Konvensi itu bertujuan untuk menselaraskan pemikiran dan perjuangan Muslim Amerika dalam satu kesatuan.

Penyelenggaran konvensi dirasa mendesak untuk dilakukan, mengingat komunitas Muslim Amerika dalam berjuang terpisah satu dengan yang lain. Hal yang lebih penting lagi, umat Islam Amerika sewajarnya memiliki satu visi dalam memandang isu seperti larangan pemberlakukan hukum syariah, proyek pembangunan masjid dan persepektif negatif warga AS terhadap Islam.

Ingrid Mattson, anggota dewan eksekutif ISNA dan pengajar  Studi Islam dan Hubungan Kristen-Islam di Hartford Seminary mengatakan umat Islam Amerika perlu menyeimbangkan kebutuhan internal komunitas Muslim-Amerika dengan kebutuhan sebagai bagian dari umat dalam membela Islam. "Kita terus bertempur menghadapi pandangan negatif terhadap Islam," kata dia seperti dilansir thehuffingtonpost.com, Senin (4/7).

Keseimbangan itu selanjutnya menjadi pembahasan seminar dan diskusi panel bertajuk  "Muslim di bawah mikroskop," , "Inisiatif Anti-Syariah : Bagaimana Menjawabnya" dan "Bukan di Lapangan saya,".

Adapula sesi khusus dalam konvensi guna mengungkapkan keprihatinan Muslim terhadap tragedi 9 / 11 September.

Selain agenda seminar dan diskusi, digelar pula bazar besar yang menjajakan beragam produk halal,  terjemahan Quran, dan fesyen. Shariq Abdul Ghani, seorang desainer grafis dari Houston, dalam kesempatan itu memberikan kaos gratis. Yang unik, setiap kaos memiliki tulisan bernada humor dan serius. Semisalnya, "Yesus dan Maria adalah Muslim, juga," dan "Islam sangat mengagumkan, 1,7 miliar Muslim juga demikian."

Konvensi ISNA ini mendatangkan ulama dan pemimpin agama dari 2 juta Muslim di AS dan Kanada. 40.000 peserta dilaporkan hadir. Adapun para peserta terdiri dari imam masjid, aktivis, pendukung isu perempuan  , profesional muslim, pebisnis serta tokoh masyarakat Muslim.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement