Senin 04 Jul 2011 10:11 WIB

Putri-Putri Kashmir Upayakan Karir Lebih Baik, Tetap dengan Jilbab

Perempuan muda Kashmir menginginkan pendidikan tinggi demi karir baru yang lebih baik
Foto: OnIslam.net
Perempuan muda Kashmir menginginkan pendidikan tinggi demi karir baru yang lebih baik

REPUBLIKA.CO.ID, SRINAGAR, KASHMIR – Mencoba menentukan masa depan mereka sendiri, para remaja putri Muslim Kashmir  mulai membekali diri dengan pendidikan tinggi dan prinsip ajaran Islam. "Mengenakan jilbab tak lantas menghentikan dirimu dari apa pun," ujar seorang pelajar, Aasma, Sabtu (2/7).

"Berada di tengah masyarakat, sayat tidak canggung," ujarnya. Menantang status quo yang menjerat banyak wanita India, para Muslim di negara bagian paling utara, Jammu dan Kashmir berupaya menempuh pendidikan setinggi mungkin untuk mendapat tempat di karir non tradisional.

Tak seperti komunitas Muslim lain di India, wanita Muslim di Kashmir memiliki kebebasan tinggi dalam bidang pendidikan. Meski tinggal di lembah Kashmir yang rawan, perempuan muda Muslim antusis untuk pergi ke sekolah.

"Malah ada banyak gadis yang juga pergi ke sekolah bersama saya. Saya merasa aman di sana," ungkap Aasma.

"Dunia begitu banyak hal-hal buruk. Anda diminta menerima sesuatu yang diminta oleh Tuhan. Saya merasa, ketika saya bisa ikhlas menerima itu, saya bisa menerima banyak hal."

Ada sekitar 140 juta Muslim di India, atau 13 persen dari total populasi sebesar 1,1 milyar penduduk di anak benua itu. Muslim India telah lama menderita selama berdekade akibat tekanan dan pengabaian secara politik dan ekonomi.

Mereka sedikit terwakili dalam pekerjaan di sektor publik, memiliki pendidikan rendah dan  banyak yang menganggur. Kashmir dibagi dalam dua bagian, yakni kawasan dikuasai India dan Pakistan. Penduduk Kashmir telah melakukan tiga kali peperangan sejak 1947 untuk memerdekakan diri.

Pakistan dan PBB mendukung hak rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka, sebuah pilihan yang ditentang oleh New Delhi.

Karir Baru

Memperjuangkan kebebasan menempuh pendidikan,  perempuan muda Kashmir terdorong untuk memiliki karir baru. "Tak ada seorang pun yang bisa menghentikan saya untuk melakukan apa pun," ujar seorang siswa, Aatira Touqir.

Touqir berkata ia mendapat motivasi dan dukungan dari orang tua untuk mencapai cita-citanya yakni menjadi jurnalis. "Jika saya memilih jadi wartawan--pekerjaan yang banyak tuntutan--orang tua saya pun akan mendukung saya," ujarnya.

"Ayah saya memanggil saya 'putri jurnalis'," tutur Touqir. "Ia melakukan itu untuk mendukung saya dan tahu saya kelak akan menjalaninya. Saya pun akan bekerja dengan mengenakan jilbab. Semoga Allah mengizinkan".

Bersama dengan dukungan orang tua, pemerintah negara bagian dan pusat juga mengambil langkah untuk mendongkrak infrastruktur pendidikan dari waktu ke waktu. Pusat juga mendorong keluarga untuk mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah demi mendapat kualifikasi kemampuan teknis.

Kemampuan itu akan meninggikan peluang untuk memperoleh pekerjaan yang akhirnya membuat mereka bisa mandiri secara keuangan.

Sebuah lembaga pelatihan kejuruan dibuka di Srinagar. Di sana para perempuan muda belajar memproses data hingga menjahit dan membuat busana serta kemampuan lain.

"Kini, semua orang tua menginginkan anak-anak mereka memiliki pekerjaan baik sehingga masa depan mereka aman," ujar instruktur komputer, Nasir Ahmed. "Para gadis yang lulus dari institut ini pun diharapkan dapat memperoleh pekerjaan dari berbagai jenis perusahaan."

sumber : Chanel News Asia
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement