Senin 04 Jul 2011 03:00 WIB

Beginikah Demokrasi? Ulama Pro Palestina Dideportasi, Rabi yang Halalkan Darah Non-Yahudi Dielu-elukan

Syeikh Raed Sholah
Foto: www.fimadani.com
Syeikh Raed Sholah

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON - Syaikh Raed Salah berangkat dari Palestina ke London, Inggris, awal pekan lalu. Ia dijadwalkan untuk berbicara pada pertemuan anggota parlemen pro-Palestina di House of Commons. Sukseskah?

Tidak. Sebaliknya, ia dibawa ke kantor polisi Paddington Green dan akan dideportasi keluar dari Inggris. Anggota parlemen  pro-Israel menuduhnya anti-Semitisme, walau tanpa bukti.

Pada saat yang sama, Rabi Dov Lior bebas datang dan pergi melalui perbatasan Inggris dengan mudah. Asal tahu saja, Rabi Dov Lior mendukung buku kontroversial Torat Hamelech. Dalam buku ini, dibenarkan membunuh non-Yahudi.

Muslim Public Affairs Commitee mempertanyakan hal ini secara terbuka di situs mereka. "Mengapa orang-orang yang terang-terangan menyalahgunakan agama mereka untuk membenarkan genosida mendapatkan keleluasaan di negeri ini?" tanya mereka.

MPAC meminta Muslim Inggris, yang kini banyak duduk di jabatan politik di negeri itu, untuk menjabarkan makna demokrasi seluas-luasnya. "Anda memiliki kesempatan untuk membentuk kondisi yang lebih baik, lebih adil di masa depan bagi mereka yang tertindas di Palestina," tulis mereka.

Sebelumnya, otoritas pendudukan Israel telah menangkap Syekh Salah berkali-kali, sebelum ia menghabiskan lima bulan di balik jeruji setelah dituduh menyerang polisi Israel. Raed Salah juga sempat ditahan tahun lalu karena berpartisipasi dalam konvoi kebebasan yang menuntut pencabutan blokade Gaza.

Terakhir, penangkapan dilakukan di Yeriko pada April lalu sekembalinya dia melaksanakan umrah, dengan dalih menghalang-halangi petugas keamanan Israel. Bahkan sebagian petugas keamanan Israel hendak menggeledah istri Salah secara telanjang.

Sumber dalam gerakan Islam mengatakan, selain menangkap Salah dan istrinya, pasukan pendudukan Israel juga menangkap Sulaiman Igbariyah, Ketua Yayasan Bantuan dan Pembangunan Isra dan istrinya, serta Jamal Rashid, Ketua Yayasan Rekonstruksi Al-Aqsha dan istrinya. Beberapa jam setelah penangkapan tersebut, mereka semua dilepaskan kecuali Syekh Salah, yang tetap ditahan.

sumber : MPACUK
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement