REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PP Aisyiyah berencana mengembangkan Woman Crisis Centre dan Pusat Konsultasi Keluarga. Kedua program itu merupakan salah satu hasil Konsolidasi Pimpinan dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PP Aisyiyah yang berlangsung di Jakarta sejak Kamis (2/6) dan ditutup oleh Ketua PP Aisyiyah Masyitoh, Sabtu (4/6).
“Program-program itu bersifat gerakan,” terang Masyitoh. Menurutnya, dakwah dalam koridor amar ma’ruf nahi munkar yang menjadi misi Aisyiyah tidak cukup dengan dakwah billisan. Dakwah yang lebih membawa dampak, katanya, adalah dakwah bil haal yang hanya bisa direalisasikan melalui gerakan.
Masyitoh menegaskan, kegiatan yang diikuti perwakilan 33 provinsi tersebut bertujuan merevitalisasi dan mengoptimalkan program-program yang telah ada. Serta menggagas program-program baru yang dapat menjadi solusi atas berbagai permasalahan aktual di masyarakat, baik di tingkat daerah maupun nasional. “Semua dalam koridor dakwah,” katanya.
Dalam bidang hukum misalnya, Majelis Hukum dan HAM PP Aisyiyah berkeinginan membuat woman crisis center. Sedangkan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) menjadikan lembaga konsultasi keluarga sebagai salah satu program unggulannya.
Selain itu, kedepannya Dikdasmen juga akan mengoptimalkan pendidikan non sekolah melalui pelatihan life skill bagi anak-anak yang putus sekolah. Wakil Ketua Majelis Dikdasmen Fitri Wilis mengatakan, keterampilan itu sebagai bekal untuk merajut kehidupan yang lebih baik. “Jika mau, mereka juga bisa sekolah dari hasil keterampilannya itu,” ujarnya.
Dalam program Pendidikan Satu Atap, Aisyiyah juga berharap dapat mengoptimalkan pendidikan SD berkarakter. Pendidikan tersebut, kata Fitri, menitikberatkan pembentukan sikap dan kepribadian siswa.
Ia menambahkan, sebelum program-program tersebut ditularkan ke tingkat cabang dan ranting, hasil konsolidasi di tingkat pusat akan dikonsolidasikan lagi di tingkat wilayah. “Tahap selanjutnya adalah rakerwil (rapat kerja wilayah),” pungkasnya.