Sabtu 21 May 2011 22:53 WIB

NU Masih Bukan Ormas Islam Kuat?

Rep: C13/ Red: Ajeng Ritzki Pitakasari
Nahdatul Ulama (Ilustrasi)
Nahdatul Ulama (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ormas Islam tak akan kuat jika tidak memiliki catatan administrasi anggotanya, begitu menurut rois syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Masdar Farid Mashudi,

Ia menilai Nahdlatul Ulama (NU) belum menjadi ormas Islam kuat dan besar karena ormas yang didirikan KH Hasyim Asy'ari pada 1926 tersebut tak memiliki data pasti jumlah warga nahdliyin. Setidaknya, warga yang memiliki kartu anggota NU.

Ia menyindir kebiasaan para kyai dan tokoh NU yang selalu membanggakan jumlah warga NU. Menurut Masdar, kebanyakan akan menjawab warga NU di Indonesia mencapai 60 juta orang.

Bahkan, imbuhnya, tak sedikit yang menyebut sebanyak 100 juta orang. Itu justru membuat Masdar prihatin, sebab menandakan NU tak menjalankan manajemen organisasi dengan baik.

Khusus warga NU di DKI Jakarta, sambung Masdar, ia sering mendengar jumlahnya sekitar 1,5 juta orang. “Warga NU sekian juta itu hanya jumlah ‘tembak’ (tebak-tebakan). Ini termasuk kebohongan publik,” kata Masdar di Kantor PBNU, Sabtu (21/5).

Masdar mengaku miris dengan ketiadaan data akurat keanggotaan warga nahdliyin dan menegaskansebagai pekerjaan utama yang harus diselesaikan. Bila tidak, katanya, persoalan pengentasan permasalahan warga NU tak akan bisa diselesaikan.

Ia menekankan bagaimana mungkin PBNU bisa memberi solusi jika warga nadhliyin yang akan dibantu tak terdata. “Dari sini (jumlah anggota-red), baru kita jadi tahu kuatnya NU itu seperti apa,” terangnya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement