Senin 09 May 2011 19:32 WIB

Pesan NU untuk Ulama: Jangan Urusin Agama Doang

Nahdlatul Ulama
Foto: abunamira.wordpress.com
Nahdlatul Ulama

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Kalangan ulama diharapkan mengambil peran dalam kehidupan bermasyarakat dan bukan sekadar menangani urusan keagamaan semata. "Selama ini, ulama cenderung menarik diri dalam urusan kemasyarakatan," kata Ketua Pimpinan Wilayah Nahdlatul Ulama (NU) Sumatera Utara Ashari Tambunan ketika bertemu dengan Pelaksana Tugas Gubernur Gatot Pujo Nugroho di Medan, Senin (9/5).

Sebenarnya, kata Ashari, ulama memiliki peranan sangat penting dan strategis untuk menangani urusan kemasyarakatan dan membantu dalam menyelesaikan masalah keumatan. Namun sayangnya, sebagian besar ulama tidak bersedia menjalankan peranan tersebut karena dinilai hanya berkaitan dengan urusan duniawi.

Selama ini, kalangan ulama tersebut hanya bersedia menjalankan fungsi pembinaan keagamaan dan dakwah semata. "Mereka beranggapan, seolah-olah hanya itu tugasnya," kata Ashari. Padahal dalam penilaian NU, kata dia, kehidupan duniawi juga memiliki kaitan yang erat dengan urusan ibadah dan keagamaan. "Untuk itu, selaku pemimpin informal, ulama harus melibatkan diri," katanya.

NU Sumut akan menyosialisasikan harapan kesediaan untuk terlibat dalam membina urusan keduniaan dan kemasyarakatan itu dalam silaturahim dengan kalangan ulama. Pelaksana Tugas Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho mengatakan, harapan itu sangat menarik dan perlu direalisasikan sebagai bentuk kebangkitan ulama dalam program pembinaan umat. "Itu keinginan kami juga sebagai bentuk 'nahdlah' atau kebangkitan ulama," katanya.

Gatot mengatakan, kalangan ulama memang perlu memaksimalkan kembali peranannya karena cukup banyak masalah keumatan yang sering menimbulkan keresahan sosial. Ia mencontohkan keberadaan aliran radikal dan sesat belakangan ini yang justru menyudutkan dan merendahkan keberadaan agama.

Ironisnya aliran radikal dan sesat itu bukan hanya melanda kaum awam tetapi juga kalangan terdidik yang didoktrin untuk memenuhi keinginan penyebar aliran tersebut. Gatot mencontohkan pengalaman salah satu mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) yang memiliki pengetahuan akademis yang cukup bagus tetapi mampu dipengaruhi penyebar aliran sesat itu. "Fenomena seperti itu perlu peranan ulama," katanya tanpa menyebutkan nama mahasiswa ITB tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement