REPUBLIKA.CO.ID, Sebagai ibukota Kerajaan Arab Saudi (KSA), tentu saja Riyadh menjadi destinasi wisata yang sangat menarik, usai beribadah haji atau umrah. Kota Riyadh yang terletak di kawasan Nejd ini, memiliki populasi yang hampir mencapai 5,5 juta jiwa, dengan luas wilayah sekitar 1.554 kilometer persegi.
Riyadh dibagi menjadi 15 kabupaten/kota yang dipimpin oleh Walikota Riyadh, dan Otoritas Pengembangan Riyadh yang dipimpin oleh Gubernur Provinsi Riyadh.
Pada masa Pra-Islam, pemukiman di lokasi ini disebut Hajr yang didirikan oleh suku Bani Hanifah. Hajr menjadi ibukota provinsi Al-Yamamah, yang dipimpin oleh seorang gubernur yang bertanggung jawab atas sebagian besar Arabia tengah dan timur selama era Dinasti Umayyah dan Abbasiyah.
Di Riyadh terdapat tua yang dikelilingi tembok yang tidak melebihi satu kilometer persegi, yang masih menyimpan sisa-sisa arsitektur asli Riyadh di masa lalu. Yang paling menonjol adalah Benteng Al-Masmak dan beberapa bagian struktur dinding asli dan gerbang yang telah direstorasi dan direkonstruksi. Ada juga sejumlah rumah lumpur-bata tradisional dalam kawasan kota tua ini.
Riyadh yang semula merupakan oasis terpencil adalah daerah asal dari leluhur keluarga Al-Saud, pendiri dan penguasa Arab Saudi, telah menjadi salah satu kota kosmopolitan. Sejak ibukota Kerajaan dipindahkan dari Jeddah ke Riyadh pada 1980-an, kawasan ini mulai berkembang dengan tata kota yang tertata rapi dan terencana.
Kini Riyadh telah menjelma menjadi kota modern dengan landmark-nya; Burj Al-Mamlakah dan Burj Al-Faisaliyah. Burj Al-Yamamah adalah gedung pencakar langit setinggi 300 meter dengan 99 lantai dan termasuk dalam jajaran 45 gedung tertinggi di dunia. Menara ini dibangun di atas tanah seluas 94.230 meter persegi. Burj Al-Yamamah dimiliki oleh sekelompok perusahaan termasuk Kingdom Holding Company yang dipimpin Al-Waleed bin Talal, salah seorang pangeran keluarga kerajaan dan konglomerat terkaya di dunia Arab.
Sedangkan Burj Al-Faisaliyah adalah gedung pencakar langit pertama yang dibangun di Arab Saudi, dan merupakan bangunan tertinggi kedua di Riyadh setelah Burj Al-Yamamah. Bola emas yang diletakkan di puncak menara konon terinspirasi oleh bolpoin. Di dalamnya terdapat restoran dengan dek yang dapat digunakan untuk menikmati pemandangan di luar. Sedangkan di lantai dasar menara, terdapat pusat perbelanjaan yang menjual beraneka ragam barang berstandar internasional.
Selain kedua menara, tempat lain yang menjadi tujuan wisata di Riyadh adalah kompleks Istana Yamamah dan Diplomatic Quarter. Istana Yamamah adalah salah satu istana Raja Arab Saudi yang terletak di Riyadh. Istana ini terletak dekat dengan Diplomatic Quarter dan kerap digunakan untuk menyambut tamu atau menerima penyerahan surat-surat kepercayaan duta besar baru. Pada musim panas, biasanya Raja Saudi dan para pejabat lainnya berada di Jeddah dan Taif untuk menghindari suhu panas di Riyadh.
Diplomatic Quarter atau As-Shafarat adalah kompleks diplomat asing yang terletak di barat daya kota Riyadh. Kawasan ini dirancang khusus oleh pemerintah Arab Saudi sejak 1979 sebagai kantor kedutaan asing, kediaman duta besar dan perumahan stafnya. Pengamanan di pintu masuk dan di lingkungan As-Shafarat sangat ketat karena situasi keamanan yang cukup rawan saat ini.
Riyadh juga memiliki beberapa objek wisata lain seperti King Abdul Aziz Historical Center, yang merupakan kompleks museum sejarah berdirinya Arab Saudi. Di tempat ini juga terdapat King Abdul Aziz Memorial Hall yang menyimpan benda-benda peninggalan raja pertama Arab Saudi dan Murabba Palace yang merupalan salah satu bangunan tertua di Riyadh.
Benteng Al-Masmak—sebuah benteng tua yang didirikan tahun 1865 di kota tua Dir'iyah—juga menarik dikunjungi, tempat ini juga disebut sebagai asal Dinasti Saud.