Selasa 21 Aug 2018 14:51 WIB

Cerita Sapi Diangkut Perahu Demi Tunaikan Kurban

Dusun Tatinang terletak di pulau kecil berjarak 45 menit dari Pulau Seram

Rep: Christyaningsih/ Red: Agung Sasongko
Kegiatan masyarakat di Dusun Tatinang, Desa Waisala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat menjelang Idul Adha 1439 Hijriyah. Dusun Tatinang adalah pulau kecil yang berjarak 45 menit dari Pulau Seram. 
Foto: Republika/Christiyaningsih
Kegiatan masyarakat di Dusun Tatinang, Desa Waisala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat menjelang Idul Adha 1439 Hijriyah. Dusun Tatinang adalah pulau kecil yang berjarak 45 menit dari Pulau Seram. 

REPUBLIKA.CO.ID, SERAM BAGIAN BARAT -- Matahari masih terik menyengat ketika Muhammad Sahrul bersama teman-temannya berada di pelabuhan Masika Jaya, Seram Bagian Barat. Hari itu, Senin  (20/8) atau dua hari sebelum Idul Adha pemuda asal Dusun Tatinang itu ikut dalam rombongan menjemput sapi kurban.

Dusun Tatinang terletak di ujung paling Barat da terpencil dari Pulau Seram, sehingga perahu motor dan perahu dayung menjadi sarana transportasi utama menuju Tatinang. Seluruh barang kebutuhan masyarakat Tatinang biasanya dibawa menggunakan perahu termasuk hewan kurban seperti hari itu.

"Tahun ini kami bisa menyembelih sapi. Kalau tidak ada donatur biasanya kami menyembelih kambing saja," kata Sahrul. Desa yang berada di barat Pulau Seram tersebut memperoleh dua ekor sapi bantuan dari para shohibul qurban melalui Dompet Dhuafa.

photo
Kegiatan masyarakat di Dusun Tatinang, Desa Waisala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat menjelang Idul Adha 1439 Hijriyah. Dusun Tatinang adalah pulau kecil yang berjarak 45 menit dari Pulau Seram. 

Setelah sapi yang dinanti tiba, Sahrul bersama kelompok pemuda Desa Tatinang langsung melumpuhkan sapi dengan cara diikat keempat kakinya. Sapi berontak namun akhirnya berhasil  dikendalikan lalu digotong menuju perahu menggunakan sebatang kayu.

Republika.co.id yang berada di pelabuhan Masika Jaya bersama tim Dompet Dhuafa saat itu juga tengah menuju Dusun Tatinang. Akan tetapi karena hanya tersedia dua perahu motor, maka rombongan kami pun harus berbagi tempat di perahu dengan sapi. Sementara itu, perahu yang lain digunakan untuk mengangkut barang-barang rombongan selama kami menginap di Tatinang.

photo
Kegiatan masyarakat di Dusun Tatinang, Desa Waisala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat menjelang Idul Adha 1439 Hijriyah. Dusun Tatinang adalah pulau kecil yang berjarak 45 menit dari Pulau Seram. 

Perjalanan 45 menit di atas perahu motor memberikan sensasi ngeri-ngeri sedap. Ngeri, karena sapi besar di perahu kami kerap bergerak-gerak ingin melepas ikatan di kakinya. Gerakan-gerakan kuat dari sapi membuat perahu terayun hebat seperti akan terbalik.

Untungnya, bulan ini sudah masuk musim timur yang artinya ombak sedang tenang sehingga tidak menambah guncangan perahu. Perjalanan ini juga sedap karena mata kami disuguhi birunya langit dan laut yang berpadu dengan hijaunya panorama pulau-pulau kecil.

Setiba di Desa Tatinang, sudah banyak warga desa yang menanti kehadiran sapi di tepi pantai. Sahrul dan kawan-kawannya segera turun dari perahu dan menurunkan sapi tersebut. Setelah ikatannya dilepas, sapi pun ditambatkan di pohon kelapa dan diberi makan daun-daun kelapa. Kedua sapi itu ditambatkan tak jauh dari satu-satunya masjid di Dusun Tatinang.

photo
Kegiatan masyarakat di Dusun Tatinang, Desa Waisala, Kecamatan Huamual Belakang, Kabupaten Seram Bagian Barat menjelang Idul Adha 1439 Hijriyah. Dusun Tatinang adalah pulau kecil yang berjarak 45 menit dari Pulau Seram. 

"Kuota sapi kurban untuk Maluku salah satunya kami distribusikan ke Desa Tatinang karena desa ini terletak di pulau terpencil dan aksesnya cukup sulit. Kami ingin masyarakat di sini juga bisa merayakan Idul Adha dengan menyembelih sapi," ungkap Ika Atika selaku perwakilan DD Divisi Marcomm yang ikut ke Dusun Tatinang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement