Senin 06 Aug 2018 09:48 WIB

Emergency Response ACT Terus Lakukan Penyisiran di Lombok

Kerusakan cukup parah terjadi di Bayan dengan 80 persen bangunan roboh.

Tim Emergency Response ACT terus bergerak melakukan penyisiran dan membantu korban gempa Lombok.
Foto: ACT
Tim Emergency Response ACT terus bergerak melakukan penyisiran dan membantu korban gempa Lombok.

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK -- Gempa kembali terjadi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Ahad (5/8). Senin (6/8) subuh sekitar pukul 04.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia sudah mencapai angka 82 jiwa, tim Emergency Response Aksi Cepat Tanggap (ACT) terus melakukan penyisiran dan melakukan pendataan pascagempa.

Koordinator tim Emergency Response ACT, Kusmayadi, mengatakan kerusakan bangunan dan jumlah korban jiwa paling banyak tercatat di Lombok Utara. ACT menerima laporan BPBD menyatakan ada 65 orang korban meninggal di Lombok Utara.

"Korban jiwa lainnya dari Lombok Tengah dua orang, Lombok Barat sembilan orang, Lombok Timur dua orang, dan Kota Mataram empat orang. Data mungkin masih akan terus berubah,” tutur Kusmayadi seperti dalam siaran persnya.

Detik-detik gempa di Lombok.

Sampai laporan ini diturunkan, Kusmayadi merangkum setidaknya ada tiga jembatan penghubung tidak dapat dilalui. Akses jalan menjadi sangat sulit. Jembatan Tampes antara Bayan dan Kayangan terputus. Jembatan Lokok Duren yang menghubungkan Kayangan dan Gangga juga terputus. Satu lagi jembatan putus yakni Jembatan Luk di Kecamatan Gangga.

Kabar lain datang dari Bayan, Lombok Utara. Itok, salah seorang relawan ACT di Bayan mengatakan, kerusakan merata dan cukup parah di wilayah Bayan. Sekitar 80 persen bangunan di Bayan roboh akibat gempa.

"Sejak dinihari kami Tim Medis ACT di lapangan terbuka bersama warga mengungsi. Banyak warga yang mengalami patah tulang karena tertimpa runtuhan bangunan,” ujar Itok.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement