Selasa 24 Jul 2018 11:47 WIB

Bahagianya Anak Suriah Berlibur ke Pantai

Berlibur adalah hal yang sangat langka bisa dirasakan anak-anak Suriah.

Anak-anak Suriah berlibur ke pantai.
Foto: ACT
Anak-anak Suriah berlibur ke pantai.

REPUBLIKA.CO.ID, REYHANLI – Bahagia itu menular. Tak ada batasan jarak yang bisa dipatok untuk menularkan bahagia seluas-luasnya. Seperti misalnya Senin (23/7), hari yang ditetapkan secara nasional sebagai Hari Anak se-Indonesia. Hari bahagia ini juga bisa menular jauh kepada anak-anak di Indonesia.

Hari Anak Nasional adalah hari spesial yang ditetapkan lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1984. Keputusan itu menetapkan bahwa, 23 Juli adalah Hari Anak Nasional. Perayaan utamanya adalah untuk menghormati hak-hak anak di seluruh dunia, khususnya di Indonesia. Hak itu termasuk untuk bahagia, hak paling sederhana untuk bermain.

Bahagia juga untuk Anak Suriah 

Merayakan hal yang sama dengan tema Hari Anak, satu cerita terbaik datang dari perbatasan Turki dan Suriah, ribuan kilometer jauhnya dari Indonesia. Cerita bermula dari rencana untuk mengajak pelesir anak-anak pengungsi Suriah. Berlibur tentu menjadi hal yang langka bagi anak-anak pengungsi Suriah.

photo
Anak-anak Suriah akan berlibur ke pantai.

Tumbuh besar bahkan terlahir di tengah konflik dan kelabu pengungsian, tak boleh menjadi alasan bagi hilangnya kesempatan anak-anak Suriah untuk bermain.

Atas dasar alasan itulah, di penghujung pekan ketiga Juli kemarin, Tim Global Humanity Response (GHR) – Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengajak berlibur anak-anak pengungsi Suriah. Memboyong mereka ke pantai.

Judulnya sederhana, Summer Weekend Ceria dengan anak yatim pengungsi Suriah. Mengapa summer? karena memang bulan-bulan ini musim panas sedang terik-teriknya di sebagian besar wilayah Suriah, Turki hingga Benua Eropa.

photo
Anak-anak Suriah berlibur ke pantai.

Saat summer ini lah urusan ke pantai menjadi hobi, untuk berjemur atau sekadar bermain di pesisir. Meski sederhana, namun pelesir ke pantai tentu menjadi yang mahal bagi anak-anak pengungsi Suriah

“Mereka yang diajak pelesir ke pantai berjumlah ratusan anak-anak. Dengan bus-bus tiga per empat Tim GHR – ACT di Kota Reyhanli bergerak menuju ke tepian pantai yang terletak di Kota Iskenderun, Hatay,” ujar Firdaus Guritno, dari GHR-ACT.

Tiba di Iskenderun, langit terik mulai ditutup mendung. Tapi langit yang teduh tak menyurutkan semangat untuk memulai permainan di tepi pantai.

Khayrul Haq, relawan ACT yang bertugas di Reyhanli berkisah, hari itu hampir semua anak-anak yatim Suriah yang diajak pelesir sudah lama sekali tak pernah merasakan laut.

“Kami mengajak bermain pasir. Kami bermain bola. Kami membuat lingkaran dan tertawa bersama-sama. Hak utama anak-anak adalah tertawa bahagia, termasuk hak yang ada di hati setiap anak-anak pengungsi Suriah,” ujar Khayrul.

Reem Misto, Penanggungjawab Yayasan Yatim Suriah binaan ACT mengucapkan rasa syukurnya. "Terimakasih untuk masyarakat Indonesia dan ACT telah mendukung program ini. Anak-anak sangat bahagia dengan program ini. Kami juga membagikan hadiah-hadiah dan berbagai macam aktivitas permainan kepada mereka,” ujarnya.

Hari itu, di akhir pekan ketiga Juli 2018, mengakhiri senja di pantai Iskenderun adalah hal terbaik yang bisa dirasakan oleh ratusan anak-anak yatim Suriah. Bahagia yang sebenarnya begitu sederhana untuk mereka, anak-anak yatim pengungsi Suriah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement