Senin 25 Mar 2019 15:10 WIB

Rumah Zakat Bantu Permodalan UMKM di Gunungkidul

Bantuan modal diberikan kepada pelaku usaha emping melinjo.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Gita Amanda
Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat, Ratno Sungkowo, dan penerima bantual modal dan merupakan pelaku usaha emping melinjo di Desa Pancarejo, Wardiyem.
Foto: Rumah Zakat
Fasilitator Desa Berdaya Rumah Zakat, Ratno Sungkowo, dan penerima bantual modal dan merupakan pelaku usaha emping melinjo di Desa Pancarejo, Wardiyem.

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Rumah Zakat lewat Desa Berdaya kembali memberikan bantuan modal kepada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Bantuan modal diberikan kepada pelaku usaha emping melinjo di Desa Pacarejo, Kecamatan Semanu, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kali ini, yang mendapatkan bantuan merupakan Wardiyem. Wardiyem atau biasa dipanggil Diyem merupakan anggota Kelompok Kuliner Koperasi Usaha Bersama (KUBE) Al Barokah Binaan Rumah Zakat.

Baca Juga

Diyem tidak dapat menutupi raut wajah bahagianya saat Fasilitator Desa Berdaya, Ratno Sungkowo, berkunjung ke rumahnya. Terlebih, ketika Diyem mendapatkan kabar kalau Rumah Zakat akan memberikan pendampingan terhadap usahanya.

Walau belum besar, Diyem sendiri memang merupakan produsen emping melinjo. Sebagai langkah awal, Rumah Zakat langsung memberikan tiga jenis bantuan berupa pemberian modal usaha, pengadaan sarana usaha, dan perbaikan tempat produksi.

"Matur nuwun, terima kasih, saya senang sekali atas bantuan ini, mudah-mudahan usaha saya bisa maju, amin," kata Diyem, Senin (25/3).

Diyem sendiri mengawali usaha empingnya sejak 2004 dengan hanya melayani pesanan

tetangga. Untuk ongkos atau jasa pembuatan empingnya Diyem membandrol Rp 6.000 setiap satu kilogram melinjo.

Usahanya itu dikerjakan seorang diri dengan peralatan dan sarana seadanya. Kini, Diyem mampu menyelesaikan pesanan pelanggannya dengan kapasitas tiga kilogram melinjo setiap hari.

Sayangnya, menggunakan teras samping rumah dalam membuat emping, bila musim hujan produksi empingnya terganggu. Sebab, air rembes dari genteng atau tampu dari samping.

Selain itu, Diyem kerap kesulitan mendapatkan arang sebagai bahan bakar tungkunya. Oleh karenanya, pemberian bantuan modal dan sarana usaha yang merupakan program pemberdayaan ini dirasa sangat tepat diberikan kepada Diyem.

Ratno berharap, dengan berjalannya program ini pelaku usaha dapat meningkatkan keterampilan dan mental dalam mengelola usaha. Termasuk, dengan pendampingan yang diberikan secara berkala.

"Semoga omzet produksi dan kualitas hasil dari pengusaha mikro semakin meningkat," ujar Ratno.

Ratno turut berharap, usaha emping melinjo milik Diyem dapat dikembangkan menjadi identitas KUBE Al Barokah. Sekaligus, menjadi makanan atau oleh-oleh khas Desa Pacarejo bagi wisatawan yang berkunjung ke sana.

Baik yang berkunjung ke wisata Kalisuci, Goa Jomblang, Telogo Jonge atau destinasi wisata lain. Sehingga, kesuksesan itu dapat menjalar dan meningkatkan ekonomi anggota-anggota KUBe Al Barokah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement