Rabu 30 Mar 2016 03:30 WIB

30 Maret, Lahirnya Muhammad Al Fatih Sang Pembebas Konstantinopel

Lukisan Sultan Muhammad Al Fatih
Foto:

Selain mengajarkan Islam dan berbagai ilmu pengetahuan lain, gurunya itu juga rajin mengajak Al Fatih kecil memandangi benteng Konstantinopel dari kejauhan sembari berkata, “Lihatlah di seberang sana, Rasulullah saw pernah bersabda benteng itu akan ditaklukkan seorang pemimpin yang merupakan sebaik-baiknya pemimpin dan tentaranya adalah sebaik-baiknya tentara. Saya percaya, pemimpin itu adalah kamu.”

Kalimat itu diucapkan Syaikh Syamsuddin berulang kali tanpa bosan. Kalimat itu pula yang menumbuhkan keyakinan dan semangat di dalam diri Al Fatih walaupun lebih dari 800 tahun sejak Rasulullah saw menyatakan sabdanya, Konstantinopel belum mampu dibebaskan.

Sebetulnya, dalam kurun waktu delapan abad itu para khalifah dan pemimpin Islam pun selalu berusaha menaklukkan Kostantinopel. Usaha pertama dilancarkan di zaman Muawiyah bin Abu Sufyan RA. Upaya serupa dilakukan di zaman Khilafah Umayah, Pemerintahan Abbasiyyah, hingga Khalifah Harun al-Rasyid. Tetapi semua usaha itu gagal.

Konstantinopel nyaris dibebaskan umat Muslim lebih cepat di zaman Sultan Yildrim Beyazid. Kesultanan Utsmani sempat membuat kesepakatan dengan Kerajaan Seljuk, kerajaan kecil di Asia Timur (Anatolia). Pemimpin Kerajaan Seljuk, Alp Arslan (455-465 H/1063-1072 M) berhasil mengalahkan Kaisar Roma, Dimonos, pada 463 H/1070 M. Akibatnya sebagian besar wilayah Kekaisaran Roma takluk di bawah pengaruh Islam Seljuk.

Kerja sama Utsmani dengan Seljuk sempat memberikan harapan Konstantinopel akan dibebaskan lebih cepat. Sultan Beyazid mengepung Konstantinopel pada 796 H/1393 M dan memaksa Kaisar Bizantium menyerahkan 'Ibu Kota Dunia' itu secara aman kepada umat Islam. Tetapi usaha itu gagal karena datangnya bantuan dari Eropa dan serbuan bangsa Mongol di bawah pimpinan Timur Leng.

Impian Kesultanan Utsmani membebaskan Konstantinopel terus terjaga. Diwarisi dari satu sultan ke sultan lainnya. Hingga impian itu pun juga digenggam Al Fatih yang menjadi sultan Utsmani ketujuh. Bisyarah Rasulullah di perang Khandak itu pun terpenuhi oleh Al Fatih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement