Senin 17 Apr 2017 05:00 WIB

Terungkap, Ulama Kita Pernah Menuliskan Kitab untuk Sultan Maladewa

Manuskrip Kitab Majmu'ah al-Masail al-Fiqhiyyah

Setelah dilakukan penelusuran, didapati sosok Sultan Hasan Naruddin (bergelar Sultan ‘Imaduddin VI) putra Sultan (Pangeran) Hasan ‘Izzuddin putra Sultan ‘Imaduddin IV adalah sultan Kesultanan Islam Maladewa, sebuah negara kepulauan di Samudra India. 

Sultan Hasan Nuruddin lahir pada 1863 M dan memerintah Kesultanan Maladewa sepanjang 1893-1903 M dengan gelar Sultan Haji Muhammad Imaaduddeen VI Iskandar Sri Kula Sundara Kattiri Buwana Maha Radun (http://www.royalark.net/Maldives/maldive16.htm). 

Sultan Hasan Nuruddin (Sultan ‘Imaduddin VI) dicatat menguasai bahasa Urdu, Persia, dan Arab dengan sangat baik. Beliau juga telah melaksanakan ibadah haji dan dikenal sebagai sultan yang taat, mencintai ilmu pengetahuan, dan menghormati ulama. 

Dalam naskah salinan Syekh Muhammad Thahir al-Asyi, sosok Sultan Hasan Nuruddin (Sultan ‘Imaduddin VI) disebut sebagai sosok yang memiliki pengetahuan agama yang luas, yang masyhur nan cerdas, juga yang mencintai para fakir miskin.

Pada 1903 M beliau diturunkan dari singgasananya oleh penjajah Inggris, lalu eksil ke Mesir hingga wafat di sana pada 1932 dan dikuburkan di Kairo. 

Keterangan yang terdapat dalam naskah ini sangat menarik dan berharga, karena akan menghantarkan kita pada babakan sejarah baru yang cukup mengejutkan, yaitu adanya jaringan intelektual ulama Nusantara (Aceh)—Kesultanan Maladewa. 

Naskah Majmû’ah al-Masa’il al-Fiqhiyyah yang kini tersimpan di Perpustakaan Masjid al-Haram Makkah ini menjadi data sejarah yang sangat mahal keberadaanya, yang menegaskan sebuah fakta bahwa telah ada seorang ulama Aceh bernama Muhammad Thahir al-Asyi yang menuliskan sebuah kitab dan dipersembahkan untuk seorang Sultan Maladewa bernama Sultan Hasan Nuruddin (Sultan ‘Imaduddin VI). 

Saya mendapatkan data lain dari sebuah manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh, yang tertulis nama penyalinnya adalah (juga) Syekh Muhammad Thahir al-Asyi, yang tak lain adalah buyut beliau. 

Yang mengejutkan, isi manuskrip yang diberikan oleh al-Fadhil Masykur Aceh itu sama jenis dan model tulisannya dengan manuskrip yang saya temukan di Makkah, juga isi kandungan naskah “Aceh” yang sama dengan naskah “Makkah”, yaitu kumpulan fatwa ulama madzhab Syafi’i atas pelbagai permasalahan hukum Islam.

 

*A Ginanjar Sya’ban, Direktur Islam Nusantara Center

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement