Kamis 04 Jun 2015 16:00 WIB

Pesantren Nuu Waar Lahirkan Bilal untuk NKRI

Santri Pesantren Nuu Waar, Bekasi Jawa Barat.
Foto: ROL/Agung Sasongko
Santri Pesantren Nuu Waar, Bekasi Jawa Barat.

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Ketua Umum Al Fatih Kafah Nusantara, Ustaz Fadhlan Garamatan mengatakan, banyak orang bertanya mengapa di Bekasi banyak orang yang kriting (Nuu War). Ini karena, harus ada upaya membina anak-anak generasi Muslim di pinggiran Papua yang tidak terjamaah pemerintah.

Hal itu diungkapnya, dalam peletakan batu pertama Masjid Agung Nuu Waar, Bekasi, Jawa Barat, Kamis (4/6). "Saya berpikir bagaimana mengenalkan mereka.  Dahulu di Bekasi (Pesantren Nuu Waar) hanya ada 60 orang, tempatnya kecil sehingga kita izin pakai jalanan hanya untuk tidur di malam hari. Terus kita negosiasikan, bagaimana anak-anak ini bertambah. Alhamdulillah, kini menjadi 6.600 anak, baik dari Wamena, Biak, Serui, Sorong, Manokwari, dan lainnya," kata dia yang juga pembina Pondok Pesantren Nuu Waar.

Selama ini, lanjut dia, ada gerakan kecil (Organisasi Papua Merdeka-red) yang menggerogoti Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pondok Pesantren Nuu Waar berkeras, anak-anak Nuu Waar harus diberikan pemikiran dan pemahaman Islam, Indonesia, dan kebangsaan yang benar.

"Alhamdulillah, upaya sudah terwujud. ‎Kami awali dengan belajar bahasa Indonesia dari masyarakat Jawa Barat. Lalu karena Garut topografinya sama dengan Nuu Waar, banyak santri menikah dengan warga Garut. Jadi, inilah dakwah kebangsaan yang kami mulai," kata dia.

Karena itu, selanjutnya Pondok Pesantren memberikan dasar Islam dengan menjadikan Alquran sebagai dasar. Insya Allah, suatu saat nanti anak-anak kriting ini jadi imam dan ulama masjid di Asia Tenggara. "Kerja kecil ini Insya Allah akan memberikan perubahan besar. Sehingga Organisasi Papua Merdeka menghilang dengan sendiri. Tapi NKRI menjadi harga mati," ucapnya.

"Bilal ada di masa Rasulullah tapi kini ada di masyarakat NKRI. Insya Allah," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement